Mohon tunggu...
Urfah Islamia
Urfah Islamia Mohon Tunggu... Lainnya - Tholabul Ilmi

Ada

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikir Rasional dengan Benar dalam Filsafat

13 Juli 2021   12:15 Diperbarui: 13 Juli 2021   12:34 4427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.slideshare.net.

Berpikir Rasional dengan Benar dalam Filsafat

Setiap hari, setiap saat, kapanpun, dimanapun  dan selamanya kita tak pernah berhenti dari suatu kegiatan yang dinamakan berpikir. Berpikir sudah menjadi hal biasa dan mendasar  yang dilakukan makhluk hidup yang dibekali akal oleh Tuhannya  yaitu manusia seperti kita ini. Namun apakah setiap sesuatu yang melintas dipikiran kita itu dianggap berpikir?  

Berpikir berasal dari kata dasar pikir. Berpikir merupakan suatu kata kerja yang menyatakan suatu tindakan. Berpikir melibatkan manipulasi  otak yang melibatkan informasi. Karena otak itu sendiri berfungsi menerima segala informasi dan mengolahnya, membentuk proses, mencari solusi, melakukan penalaran dan membuat keputusan. Berpikir menjadi suatu tindakan memproses suatu informasi yang diterima oleh otak.

Dalam filsafat, berpikir menjadi pembahasan dasar dan utama. Karena filsafat itu sendirimerupakan studi atau ilmu pengetahuan yang membahas mengenai semua fenomena kehidupan melalui pemikiran-pemikiran manusia secara kritis. didalam filsafat berpikir itu dituntut secara kitis. 

Berpikir secara kritis tidak semudah yang  dibayangkan, namun semua manusia pasti bisa melakukan, asalkan dia mau belajar, rajin serta teliti dalam berpikir agar dapat terus mengasah otaknya agar dapat berpikir kritis.

Berpikir kritis itu sendiri ialah kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen. Kemampuan untuk dapat menganalisis fakta mencetuskan sebuah gagasan, mengevaluasi argumen, menarik sebuah kesimpulan dan memecahkan masalah. 

Berpikir kritis bukan berpikir secara menghafal, menngumpulkan informasi , mengkritik serta mendebat suatu argument. Melainkan berpikir dengan aktif dan terampil menggunakan akal pikiran kita dengan langkah demi langkah ditelaah oleh akal. 

Berpikir kritis menjadi suatu bentuk keterampilan, karena berpikir dengan langkah-langkah yang diambil yang menjadi sebuah proses pemikiran. Keterampilan inti dalam berpikir kritis itu sendiri diantaranya yaitu: (1) Interpretasi, mengklarifikasi makna. (2) Analisis, mengidentifikasi argumen atau menganalisis argumen. (3) Evaluasi, menilai suatu pertanyaan, argument. (4) Inferensi, mempertanyakan pertanyaan, memikirkan alternatif. (5) Penjelasan, menyatakan masalahnya, mengemukakan kebenaran argumen, dan hasilnya. (6) Regulasi diri, meneliti dan mengoreksi diri.

Selain keterampilan inti dalam berpikir kritis, berpikir secara rasional juga menjadi hal utama dalam berpikir kritis. berpikir secara rasional atau critical rasionalism yaitu berasal dari dua kata berpikir, yang berarti kegiatan pengolahan informasi oleh otak dan kata rasional, yang berarti suatu sikap yang dilakukan berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis dan cocok dengan akal sehat manusia. 

Yang berarti adanya kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak. 

Maka dari itu berpikir rasional tidak sembarangan berpikir, berpikir dengan mempertimbangkan aspek dan menganalisis informasi yang diterima. 

Berpikir rasional itu sendiri memberikan manfaat untuk kita yaitu, membawa kita berpikir jauh ke depan untuk memikirkan masa depan, berpikir rasional membuat kita tidak mudah terbawa arus , karena kita butuh alasan yang pasti dan masuk akal sebelum melakukan sesuatu, berpikir rasional membuat kita dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan pro dan kontra dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknyak. Dari manfaat berpikir rasional tersebut pasti ada keinginan kita untuk dapat berpikir secara rasional, karena melihat manfaat yang didapatkannya.

Maka dari itu, mari kita coba belajar berpikir rasional dengan benar didalam filsafat. Terdapat cara berpikir rasional yang benar, yaitu diantaranya:

  • Kriteria Korespondensi, pengetahuan atau informasi yang ada harus disesuaikan dengan kenyataannya.
  • Kriteria Koherensi Internal, pernyataan yang satu dengan yang lain harus selaras atau koheren dengan pernyataan lain (keselarasan). Dan serangkaian pernyataan itu bersifat konsisten secara internal (berhubungan secara logis).
  • Kriteria Koheren Eksternal, yaitu pengetahuan yang kita anggap benar harus selaras dengan pengetahuan lain yang kita akui kebenarannya juga. Hal ini penting agar kita tidak memiliki kepribadian ganda.
  • Kriteria Praktikal-Pragmatis / (Kemaslahatan), yaitu menjadi kriteria penting juga karena kriteria ini merupakan pernyataan-pernyataan kita mengenai suatu kejadian yang memiliki manfaat atau kegunaan atau kemaslahatan praktis dalam kehidupan manusia. Kriteria ini penting karena dapat memelihara manusia, memelihara akal budi manusia, dan memelihara harta/ kepemilikan.

Setelah mengetahui cara berpikir rasional yang benar kita dapat menerapkannya dalam kehidupan, selain itu juga kita dapat meningkatkan rasionalitasnya. 

Para ahli mengungkapkan, meningkatkan pemikiran rasional seseorang secara keseluruhan itu sangat sulit. Karena tidak ada orang yang benar-benar rasional, yang ada adalah kapasitas seseorang untuk berpikir rasional secara lebih dalam.  Sehingga kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu berpikir rasional dapat membawa manfaat untuk kita, apalagi dikalangan pelajar/ mahasiswa, berpikir rasionla perlu dimilikinya, karena dapat mengasah otak dan menjadi pemikir-pemikir yang nantinya sangat dibutuhkan untuk Negara kedepannya. Karena rasional berpikir kedepan untuk masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun