Mohon tunggu...
Kaliktus UreMaran
Kaliktus UreMaran Mohon Tunggu... Guru - foto saya

TKK Nogo Gunu SDK Waikliang SMP Negeri 1 Tajung Bunga SMA Negeri 1 Tanjung Sekarang Kuliah di Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tetapi Apabila

3 November 2019   18:00 Diperbarui: 3 November 2019   18:00 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemudian
Tuhan kembali menguji aku..
Aku sepertinya telah bosan
Mengikuti langkah Tuhan
Selalu saja

Apabila
Aku menangis dalam diamku

Selalu
Seperti mentari
Sinar menumpukan hangat
Embun peneduh daun
Pada atap kelopak mawar
Sudah hilang
Gugur sesaat

Tak ada mungkin yang pasti
Setelah aku benar benar
Kehilangn semua rasa ini

Beginilah dunia
Kebetulan saja kemarin engkau tertawa
hari ini
tidak memungkinkan lagi..

berhentilah sejenak
rasakan
bagaiman kesenyapan
tanpa brisik dunia
tenang..
tenanglah
masuklah
duduklah
berbaringlah
pejamkan
resah rasa
mati dalam rasa
dan
tenang lagi..

Renungkanlah

Tuhan lah kekejaman itu,
Atau aku yang hendak serakah menjadi Tuhan? 

Larantuka, 03 oktober 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun