Mohon tunggu...
Urbanus Rohit
Urbanus Rohit Mohon Tunggu... Mahasiswa - we must study hard

Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Media Sosial Berlebihan Kian Memprihatinkan

29 November 2021   18:30 Diperbarui: 29 November 2021   20:10 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap pribadi memiliki kebebasan untuk mengakses segala bentuk informasi dan komunikasi  di media sosial yang berkembang pesat saat ini. Tidak terkecuali pula bagi warga negara Indonesia. Warga negara Indonesia sangat akrab dengan segala jenis media sosial. Karena itu ada begitu banyak hal yang terjadi di dalamnya. Sekarang ini media sosial berperan penting bagi anak-anak, remaja, serta orang dewasa untuk mengungkapkan berbagai ekspresi yang seharusnya tidak perlu diungkapkan. 

Namun, sayangnya terdapat banyak caci maki, penghinaan, ujaran kebencian, dan diskriminasi, sehingga membentuk kebiasaan berkomunikasi yang sangat buruk. Kita sering menjumpai kekeliruan tersebut di media sosial seperti facebook, instagram, twitter, line, whatsapp, dan lain-lain. Hal ini memberi dampak yang buruk pula bagi kualitas hidup berbangsa dan bernegara. Maka setiap pribadi memerlukan pemahaman yang baik dan benar terkait dengan etika komunikasi dalam bersosial media.

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berkenaan dengan tingkah laku dan karakter manusia yang baik dan benar. Karakter yang baik menjadi modal untuk berkomunikasi dengan sesama. 

Menurut Ketut Manik Astajaya dalam jurnal ilmiah ilmu agama dan sosial budaya, etika komunikasi yang baik dalam media sosial adalah jangan menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA, jangan mengunggah artikel atau status yang bohong, jangan menyalin artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta, serta memberikan komentar yang relevan. 

Maka perlu bagi kita semua menjaga kenyamanan bersama dalam menggunakan media sosial. Sederhananya etika komunikasi berhubungan erat dengan perilaku kita untuk menyikapi komunikasi yang baik dan benar di dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Kita diminta untuk menimbang baik atau buruknya komunikasi di sekitar kita termasuk di media sosial. Ketika kita sudah mengetahui hal tersebut tentu kita pun dapat dengan bijak bertutur kata, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Oleh kerena itu, kita harus belajar untuk mengenal etika komunikasi ini.

Manusia diwajibkan untuk bertutur kata dengan jujur dan bertanggung jawab agar menghasilkan kenyamanan bersama. Maka penting adanya kesadaran diri bagi penikmat media sosial agar senantiasa mematuhi segala bentuk peraturan yang dikeluarkan dan disahkan oleh negara. Agar terjalinnya komunikasi yang jelas dan baik serta dapat dipertanggungjawabkan. 

Dalam hal ini, pemerintah harus tegas untuk menindaklanjuti perkembangan komunikasi yang terjadi di media sosial. Pemerintah bertanggungjawab untuk menjelaskan dan menegaskan peraturan yang telah disepakati oleh negara. 

Negara kita sudah dijuluki sebagai negara yang memiliki netizen paling buruk se-Asia Tenggara termuat dalam artikel yang telah tayang di Kompas.com dengan judul "Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara, Pengamat Sebut Ada 3 Faktor Penyebab", Kompas.com - 26/02/2021, 19:45 WIB. Berdasarkan laporan dari Digital Civility Index (DCI) tersebut sungguh membuktikan bahwa negara kita perlu dibimbing untuk beretika dalam bersosial media.

Baihaki memandang bahwa bangsa Indonesia saat ini berada dalam kelimpahruahan informasi, tetapi kualitas literasinya atau melek media, terutama media sosial masih rendah. Media sosial seharusnya menjadi sarana bagi kita untuk memperoleh informasi yang berkualitas demi perkembangan diri. 

Namun, peluang ini tidak digunakan dengan baik oleh segenap warga negara kita. Bahkan sebaliknya, ada begitu banyak bentuk penyalahgunaan media sosial yang dengan mudah merusak generasi bangsa ini. Sepertinya sudah menjadi tradisi di negara kita untuk memelihara budaya komunikasi yang buruk. Komunikasi di game online misalnya. 

Sekarang ini anak-anak pun terlibat dalam masalah tersebut. Sehingga saya berpikir bahwa hal ini menjadi tradisi yang buruk. Anak-anak belajar komunikasi yang buruk dari remaja, remaja belajar dari dewasa, dewasa belajar dari sesamanya. Karena sudah menjadi tradisi memang sulit untuk dimusnahkan. 

Namun dengan kerja sama tentunya kita dapat memulihkan hal ini sedikit demi sedikit. Maka peran orang tua saat ini sangat penting untuk mendampingi anak-anaknya, misalnya dengan mengetahui dengan siapa saja anak-anak berkomunikasi agar tidak jatuh pada cara berkomunikasi yang buruk.

Ada 5 (lima) etika bersosial media yang disampaikan oleh Yosi Mokalu seorang musisi yang memberi materi di acara Siber Kreasi Class. Pertama, berhati-hati terhadap yang kita posting di media sosial. Kedua, Sikap kristis dalam media sosial. Ketiga, menghargai ide atau karya orang lain. Keempat gaya bahasa yang sopan. 

Kelima, kejelasan identitas dalam media sosial. Maka ada baiknya bagi kita untuk menjalin kerjasama (coorperation) antarwarga negara dan pemerintah. Sebab tanpa adanya kerja sama yang baik akan sulit menyikapi kemajuan media sosial sekarang ini. Kita semua tidak boleh acuh tak acuh dengan keadaan negara ini. 

Beragam sikap egois, tidak peduli dengan lingkungan, dan memikirkan diri sendiri hanya menjadi pemicu bertambahnya masalah yang dihadapi oleh negara kita. Sebaliknya sikap saling mengerti, membantu, melengkapi serta menghargai akan menciptakan kehidupan yang harmonis. 

Bukan saatnya bagi kita untuk menyalahkan salah satu pihak dalam masalah ini. Kesalahan terbesar bagi kita semua adalah saling menuduh dan menganggap diri paling benar atau berkuasa. Cukup cukup cukup untuk saling menuduh. 

Mari kita bersama membagun bangsa ini agar kebebasan bersosial media selalu dapat dipertanggunjawabkan. Kita semua belajar untuk dewasa dalam menjalin komunikasi melalui media sosial. Mulailah dengan menghargai diri sendiri sebagai makhluk ciptaan dengan tidak merusak diri, tidak membiarkan media sosial meninabobokan diri sendiri, dan mampu bertutur kata yang baik dan benar dalam berkomunikasi. Akhirnya kita dapat bijaksana dalam memungsikan media sosial apapun bentuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun