Mohon tunggu...
Muhammad Haris Ritonga
Muhammad Haris Ritonga Mohon Tunggu... -

god is number one

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nurcholis Majid

20 Februari 2012   15:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25 6037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[22] Paparan singkat mengenai kelompok intelektual ini adalah ditemukan dalam R. Williem Liddle. Modernizing Indonesians Politics, R. Williem Liddle (Ed), Political Participation in Modern Indonesia (New Hayen South Asia Studies : Yale University, 1973), hlm. 177-206.

[23]Bachtiar effendi. Islam dan Negara : Transformasi Pemikiran dan Praktek Politik di Indonesia, (Jakarta : Paramadina, 1990), hlm. 141.

[24]Mengenai masalah bahwa modernisasi adalah rasionalisasi, lihat artikelnya, Modernisasi Adalah Rasionalitas Bukan Westernisasi, (Bandung : Mimbar Berdemokrasi, 1968).

[25]Muhammad Kamal Hasan, Op.Cit., hlm. 117.

[26] Paham sekularisme ini juga dapat ditemukan dalam empat artikel Nurcholis Madjid lainnya yang ditulis antara tahun 1970 hingga 1973, yakni beberapa catatan sekitar masalah pembaharuan pemikiran dalam Islam. Sekali lagi tenaga sekularisasi perspektif Pembaharuan Pemikiran Islam, dan Menyegarkan Paham Keagamaan di Kalangan Umat Islam Indonesia. Seluruh artikel tersebut dikumpulkan dalam karyanya, islam dan Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan, 1987), hlm. 215-256.

[27]Untuk berbagai kritik atas pandangan-pandangannya, lihat Nurcholis Madjid et.al. Pembaharuan Pemikiran Islam, Op.Cit., hlm. 13-72, Endang Saifuddin Anshari, Kritik Atas Paham dan Gerakan Pembaharuan drs Nurcholis Madjid, (Bandung : Bulan Sabit, 1971 dan H.M. Dawam Rahardjo, Koreksi Terhadap drs Nurcholis Madjid Tentang Sekulerisasi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1972).

[28]Pembahasan singkat mengenai pengaruh gagasan-gagasan Fazlur Rahman terhadap intelektualisme Islam di Indonesia, lihat Oneg Berton. The International Contex of The Emergency of Islamic Neo Modernism in Indonesia, M.C. Ricklef (Ed), Islam in The Indonesian Council Contex (Layton, Annual Indonsians Lectures Series, No. 15, Monash University 69-82).

[29]Makalah ini telah dikemukakan dalam essainya untuk menghormati Prof. Rasyidi, salah satu kritikusnya yang paling keras, dengan judul Sekitar Usaha Mengembangkan Etos Intelektualisme Islam di Indonesia, Endang Basri Ananda (Ed), 70 Tahun Prof. Dr. H.M. Rasyidi, (Jakarta : Pelita, 1950, hlm. 215-225).

[30]Talcot Persons, Edward Skills, Kesper D. Naegelle, and Jesse R. Pitts (Ed) Theoris of Society : Foundations of Modern Sociological Theory, (New York : The Free Press of Glencoe, 1961), hlm. 299.

[31]Robert N. Bellah. Beyond Belief Essay on Religion in a Post Tradisional World, (Barkley and Los Angles : California University Press, 1991), hlm. 196-197.

[32] Nurcholis Madjid Yang Menarik Gerbong, Tempo 14 Juni 1986, hlm. 60-62, lihat juga Nurcholis Madjid. Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keindonesiaan, (Jakarta : Paramadina, 1992).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun