Mohon tunggu...
Uray Noviandy Taslim
Uray Noviandy Taslim Mohon Tunggu... -

Simple

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cinta Tanah Air (Sebuah Refleksi)

6 Mei 2015   09:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggagas Indonesia dari berbagai sisi tidaklah mudah, karena Indonesia menyimpan nilai-nilai kepahlawanan, patriotik, kemandirian, dan keanekaragaman. Hal ini membuat sebagian kalangan merasa harus mengorbankan sebagian hidupnya untuk mengejawantahkan rasa cintanya kepada Indonesia. Hal ini sangatlah wajar, mengingat perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan tidaklah mudah, maka hal ini patut menjadi alasan bahwa pembangunan Indonesia adalah prioritas utama saat ini.

Secara geografis, Indonesia memang memiliki potensi yang sangat besar menjadi tempat strategis terwujudnya sebuah cross culture district, cross religion district, bahkan cross trading district. Kesemuanya itu menjadi simbol kemewahan yang tidak semua negara memilikinya. Tipe masyarakat yang high culture juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah tamah, gemah ripah loh jinawi.

Namun ternyata hal ini tidak diimbangi dengan sistem kenegaraan yang baik. Birokrasi yang pelik, aura politik yang buram, dan angka kemiskinan yang cukup besar. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak lagi diperhitungkan. Terlebih di masa sekarang ini, dimana tampuk kepemimpinan kembali menguji coba salah satu anak bangsa yang memiliki latar belakang sipil. Pada dasarnya tidak ada kesalahan, namun jika sedikit kritis, sudah banyak catatan hitam yang kemudian menodai perjalanan pemerintahan Indonesia dalam beberapa bulan ini.

Jika cinta bisa dilihat sebagai sebuah keindahan, maka tanah air harus juga menampakkan keindahan agar muncul rasa cinta yang sesungguhnya. Saat ini mungkin Indonesia sedang terancam oleh rakyatnya sendiri, instabilitas sedang melanda negeri ini. Namun, semua hanyalah refleksi dari proses mencintai tanah air ini. Jadi, biarkan lah setiap orang merefleksikan cintanya masing-masing terhadap tanah airnya sendiri. Dan biarkan juag Tuhan bekerja untuk negeri ini, mengingat Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuanan Yang Maha Esa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun