Mohon tunggu...
Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi
Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi Mohon Tunggu... Penulis - Saya seorang freelancer penulis, yaitu sebagai seorang profesional ghostwriter.

Sebagai seorang penulis hobi saya tentu saja menulis, membaca buku dan sebagai seorang ghostwriter saya paling suka kalau disuruh menulis artikel yang menangkat isu-isu sosial yang sedang menjadi pusat perhatian publik. Saya orangnya gak suka basa basi, ribet saya lebih suka langsung ke permasalahannya aja. Konten atau topik yang saya sukai yaitu mengenai sosial, hukum, politik, filsafat dan seputaran dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakikat Cinta Dalam Filsafat: Memahami Esensi Hubungan Manusia

11 Juli 2023   11:11 Diperbarui: 11 Juli 2023   11:56 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi

Seperti biasa, saya masih membahas seputaran dunia "filsafat" karena bagi saya dunia "filsafat" memang menarik untuk dikuliti secara mendalam. Filsafat sendiri tidak hanya sebatas tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai keberadaan, pengetahuan, kebenaran, moral, dll.  Bagi saya, lebih dari itu di filsafat sendiri kita bisa mengkaji mengenai "hakikat cinta" seperti yang akan saya bahas pada artikel saya ini berjudul "Hakikat Cinta Dalam Filsafat: Memahami Esensi Hubungan Manusia".

Cinta merupakan salah satu topik yang sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, memahami hakikat cinta secara mendalam tidaklah mudah. Dalam filsafat, cinta tidak hanya dipandang sebagai sebuah perasaan atau emosi semata, tetapi juga memiliki dimensi-dimensi yang lebih kompleks dan mendalam. Oleh karena itu, untuk memahami esensi hubungan manusia yang tercipta melalui cinta, kita perlu melihatnya dari sudut pandang filsafat.

Cinta adalah salah satu konsep manusia yang paling kompleks dan menarik untuk dibahas dalam filsafat. Dalam konteks hubungan manusia, cinta dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan, tetapi juga dapat menjadi sumber penderitaan dan kekecewaan. Makanya, memahami hakikat cinta dalam filsafat dapat membantu kita untuk memahami esensi hubungan manusia secara lebih mendalam.

Salah satu filsuf yang turut membahas tentang hakikat cinta adalah Plato, seorang filsuf besar Yunani kuno. Menurutnya, cinta adalah rasa kerinduan atau keinginan untuk bersatu dengan keindahan. Dalam pandangan Plato, cinta merupakan sebuah kesempurnaan yang ada dalam jiwa manusia. Manusia dikatakan memiliki naluri cinta karena kehidupan sejati adalah pencarian dan keinginan untuk menyatu dengan keindahan yang abadi.

Konsep cinta dalam filsafat mencakup banyak sudut pandang yang berbeda. Beberapa filsuf lain, seperti Simone de Beauvoir, Arthur Schopenhauer, dan Soren Kierkegaard, juga memberikan pemahaman dan pengamatan unik mereka tentang hakikat cinta. Meskipun masing-masing filsuf memiliki pendekatan yang berbeda, mereka semua sepakat bahwa cinta adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Filsafat timur juga memberikan pandangan yang berbeda tentang cinta. Dalam ajaran agama-agama seperti Hinduisme dan Buddhisme, cinta diartikan sebagai roh universal yang menghubungkan semua makhluk hidup. Konsep karma dan reinkarnasi membentuk dasar pemahaman tentang cinta yang mencakup siklus kelahiran dan kematian. Cinta dianggap sebagai jalan untuk mencapai pembebasan dari siklus kelahiran yang terus-menerus dan mencapai kesatuan dengan yang Ilahi.

Dalam kehidupan sehari-hari, cinta sering dihubungkan dengan perasaan, emosi, dan keinginan romantis. Namun, melalui perspektif filsafat, cinta melampaui itu semua. Cinta bukan hanya tentang kebahagiaan sesaat, tetapi tentang pengorbanan, pertumbuhan pribadi, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan dunia. Cinta membutuhkan keberanian untuk terus belajar, berkembang, dan menjaga hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain.

Dalam konteks hubungan manusia, hakikat cinta dapat menjadi lebih rumit. Dalam sebuah hubungan, cinta tidak hanya berkaitan dengan perasaan emosional semata, tetapi juga berkaitan dengan nilai dan moral yang dipegang oleh masing-masing individu. Hubungan yang baik dan sehat dapat terjadi apabila kedua belah pihak merasa saling menghargai dan mendukung satu sama lain.

Dalam filsafat, terdapat konsep "agape" yang merujuk pada cinta yang tulus dan tanpa pamrih. Konsep agape ini juga banyak diterapkan dalam konteks hubungan manusia. Kenyataannya, cinta sejati dalam hubungan manusia adalah cinta yang saling menghargai, saling mendukung, dan saling memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun