Indonesia memiliki sejarah panjang yang kompleks dalam hubungannya dengan ideologi komunisme. Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, hubungan Indonesia dengan komunisme telah mengalami pasang surut yang signifikan. Sebagai contoh, dua peristiwa besar seperti pemberontakan Madiun tahun 1948 dan Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965 telah membentuk pandangan nasional terhadap komunisme, menjadikannya sebagai salah satu ideologi yang paling diwaspadai di Indonesia.
Sejarah Awal Komunisme di Indonesia
Komunisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui partai politik Partai Komunis Indonesia (PKI), yang didirikan pada tahun 1920. PKI awalnya berfungsi sebagai bagian dari gerakan nasionalis yang lebih besar melawan penjajahan Belanda. Lalu pada tahun 1926-1927, PKI melakukan pemberontakan melawan penjajah Belanda, namun gagal dan menyebabkan penangkapan dan pembuangan ribuan anggotanya.
Pemberontakan Madiun 1948
Salah satu momen kritis dalam sejarah komunisme di Indonesia adalah Pemberontakan Madiun pada tahun 1948. Dipimpin oleh Musso, seorang tokoh PKI yang kembali dari Uni Soviet, pemberontakan ini bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia yang baru berdiri dan mendirikan negara komunis. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh TNI di bawah pimpinan Jenderal Sudirman, dan peristiwa ini meninggalkan luka mendalam dalam sejarah bangsa Indonesia.
Gerakan 30 September (G30S) 1965
Peristiwa paling signifikan yang mempengaruhi pandangan Indonesia terhadap komunisme adalah G30S pada tahun 1965. Gerakan ini, yang diklaim dipimpin oleh tokoh-tokoh PKI, berusaha melakukan kudeta terhadap pemerintahan Indonesia. Kudeta tersebut gagal, tetapi menyebabkan pembunuhan beberapa jenderal TNI dan mengakibatkan reaksi keras dari militer dan masyarakat. Jenderal Soeharto, yang kemudian menjadi presiden, memimpin kampanye anti-komunis besar-besaran yang mengakibatkan penangkapan, pemenjaraan, dan eksekusi ratusan ribu orang yang diduga terlibat atau simpatisan PKI.
Dampak dan Kebijakan Orde Baru
Selama era Orde Baru (1966-1998) di bawah kepemimpinan Soeharto, komunisme dilarang keras di Indonesia. Propaganda anti-komunis sangat kuat dan pemerintah menjalankan kampanye untuk memastikan bahwa setiap elemen komunis dihapuskan dari masyarakat. Buku, film, dan diskusi tentang komunisme sangat dibatasi, dan kebijakan ini berlanjut hingga beberapa dekade selanjutnya. Pemerintah juga menerapkan sistem screening yang dikenal sebagai "bersih lingkungan" untuk memastikan bahwa tidak ada individu yang terlibat dengan PKI dapat bekerja di sektor publik atau militer.
Masa Reformasi dan Pandangan Modern
Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998 dan berakhirnya Orde Baru, Indonesia mengalami era reformasi yang membawa kebebasan politik dan kebebasan berbicara yang lebih besar. Namun, alergi terhadap komunisme tetap ada. Setiap upaya untuk membahas atau menghidupkan kembali ideologi komunis sering kali disambut dengan resistensi kuat dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. UU No. 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP mengkriminalisasi penyebaran ideologi komunis.