Di Susun Oleh:
Uray Neny Yuwindi,S.Pd
SD Negeri 18 Malabae Kecamatan Samalantan
Topik pembelajaran yang saya pilih “Membandingkan Bilangan Menggunakan Simbol lebih dari (>) dan kurang (<) pada kelas 2 SDN 18 Malabae Kecamatan Samalantan. Terdapat beberapa murid mengalami kesulitan memahami konsep membandingkan menggunakan simbol pembanding. Hal ini dipengaruhi oleh karakter murid atau latar belakang yang berbeda, dengan beberapa murid mungkin lebih cepat dalam memahami konsep, sementara yang lain mungkin memerlukan pendekatan pembelajaran yang lebih konkret.Beberapa murid saya ada yang lebih suka media visual,sementara yang lain lebih responsif terhadap pendekatan berbasis praktik.
Dengan menyusun rencana pembelajaran, tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan agar murid dapat :
Memahami konsep simbol lebih dari (>) dan kurang dari (<)
Mampu membandingkan dua bilangan menggunakan simbol (> atau <)
Mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Dalam menyusun rencana pembelajaran, saya merencanakan untuk beradaptasi cara mengajar dengan mempertimbangkan perbedaan dalam pemahaman dan gaya belajar murid SDN 18 Malabae.Saya melakukan dengan menggabungkan model pembelajaran
dan pendekatan Team Games Tournament (TGT) untuk memastikan setiap murid dapat belajar secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan cara gaya belajar mereka.
Untuk melengkapi model pembelajaran PBL dan pendekatan metode TGT, saya memberikan variasi dalam metode pembelajaran, menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyeluruh dan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Saya membuat “video pembelajaran interaktif” dengan menggunakan aplikasi Canva sebagai alat pendukung daya tarik dan aksesibilitas materi pembelajaran.
Agar lebih menarik penggunaan model pembelajaran PBL dan pendekatan TGT, saya membuat alat peraga sederhana yang terbuat dari kardus “Papan Pembanding dan Kincir Tanda Pembanding” sebagai memperkaya pengalaman dalam mengajar.
Papan pembanding dan kincir tanda pembanding menjadi alat fisik yang memperkaya pengalaman belajar. Keduanya berfungsi sebagai alat konkret yang membantu murid memahami konsep dengan sentuhan langsung, memastikan bahwa setiap murid dapat mengonsep dan merasakan konsep lebih jelas melalui pengalaman fisik.
Media pembelajaran dirancang dengan memanfaatkan alat yang ada disekitar yang
membantu peserta didik mempelajari matematika lebih mudah dan menyenangkan (Nugroho & Purwati, 2015)
Video interaktif dirancang untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang dinamis dan partisipasi bagi murid. Dengan menyematkan pertanyaan langsung di dalam video untuk merangsang pemikiran kritis dan keterlibatan aktif murid.
Papan pembanding dirancang untuk memberikan gambaran secara langsung terhadap pemahaman murid setelah mengamati video pembelajaran. Hal ini memungkinkan saya, sejauh mana mereka telah memahami konsep yang diajarkan, apakah sudah mencapai pemahaman penuh atau masih memerlukan bimbingan tambahan
Pada sesi PBL, saya melakukan pendekatan observasi objek seperti kumpulan biji karet, steak es krim, dan kelereng sebagai bahan data pengamatan untuk memperkaya pengalaman murid. Murid memasukan hasil pengamatan berupa data yang akan diintegrasikan ke dalam materi membandingkan, yang diolah menjadi laporan dan akan mereka presentasikan secara berkelompok. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman konsep dalam membandingkan bilangan.
Sementara itu, untuk kegiatan TGT melalui kincir tanda pembanding, selain menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi murid juga sebagai alat bantu untuk memperkuat mehamami konsep membandingkan bilangan.
Sebelumnya saya hanya menggunakan cara konvensional,sehingga motivasi murid terhadap pelajaran matematika sangat rendah.Hal ini berdampak murid kelas 2 kesulitan memahami konsep membandingkan bilangan menggunakan simbol pembanding.
Dengan Kombinasi metode PBL dan TGT, serta penggunaan media interaktif dan alat peraga yang kreatif merupakan inovasi pembelajaran baru yang saya lakukan agar murid tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga mengalami penerapan praktis yang dapat memperdalam pemahaman mereka terhadap konsep membandingkan bilangan.
Selama pelaksanaan inovasi pembelajaran menggunakan model PBL dan pendekatan TGT dalam kegiatan PPL , baik saya maupun murid merasakan beberapa hal baik dan manfaat yang signifikan. Beberapa aspek positif tersebut melibatkan interaksi aktif, pemahaman konsep yang mendalam, dan penerapan praktis dari materi yang dipelajari.
Adapun manfaat bagi murid yang dapat saya amati dari beberapa aspek :
1. Interaksi aktif dan keterlibatan Murid :
Murid merespon positif terhadap metode PBL dan TGT karena keduanya memberikan peluang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Melalui kegiatan PBL, murid dapat bekerja secara kolaboratif dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan, sementara TGT memberikan platform untuk berkompetisi secara sehat. Kedua metode ini menciptakan atmosfer di mana setiap murid merasa
dihargai dan memiliki peran penting dalam pembelajaran.
2. Pemahaman konsep yang mendalam
Murid mendapatkan pemahaman konsep yang lebih mendalam terkait materi membandingkan bilangan .
Penggunaan video interaktif memberikan visualisasi yang dinamis dan pertanyaan langsung untuk merangsang pemikiran kritis, sementara kegiatan PBL menggunakan bahan pengamatan nyata seperti biji karet, steak es krim, dan kelereng memberikan dimensi praktis pada pembelajaran. Kedua pendekatan ini saya melihat hasil evaluasi meningkat.
3. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah
Murid menunjukkan kemampuan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah melalui kegiatan PBL dan TGT. Saya melihat dari kemampuan mereka melakukan tantangan untuk mengamati objek, menganalisis data, dan merumuskan laporan, sehingga mereka tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu memecahan masalah secara langsung.
4. Keterlibatan melalui media interaktif dan alat peraga
Penggunaan video interaktif, kincir tanda pembanding, dan papan pembanding memberikan variasi dalam metode pembelajaran dan menjadikan suasana pembelajaran lebih menarik, mereka tidak merasa bosan dan termotivasi.
Adapun manfaat bagi Guru ( saya sendiri) :
1. Dengan menggunakan video pembelajaran interaktif, mempernudah saya dalam menyampaikan materi.
2. Saya dapat melihat sejauh mana murid merespon video interaktif dan apakah materi yang disajikan secara visual efektif dalam penyampaian materi.
3. Saya dapat melakukan penilaian interaktif dan keterlibatan murid bagaimana bekerjasama dalam kelompok, berpartisipasi dalam diskusi dan mengaplikasikan konsep membandingkan bilangan dalam kegiatan model PBL dan kegiatan TGT.
4. Dengan mencoba model PBL dan TGT, saya dapat melihat perubahan dalam pendekatan pembelajaran murid saya.Tentunya membuka peluang saya untuk lebih menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan murid , yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
5. Penggunaan alat peraga yang sederhana saya merasa kegiatan pembelajaran yang dilakukan memberikan nuansa baru dan menarik dalam pembelajaran matematika.
Melalui pendekatan dan inovasi pembelajaran yang saya terapkan, berhubungan langsung dengan materi membandingkan bilangan menjadi nyata dan kontekstual bagi murid. Pengalaman praktis dan interaktif ini dapat meningkatkan pemahaman dan minat murid terhadap matematika, menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.
Tantangan yang saya hadapi saat mengimplementasikan inovasi pembelajaran dengan metode PBL dan TGT di SDN 18 Malabae, seperti :
1. Keterbatasan sumber daya yang mendukung,seperti proyektor LCD, aliran listrik.
Alasan: 2 hal ini sangat diperlukan saat saya ingin melaksanakan inovasi pembelajaran, tentunya dapat dengan mudah menerapkan metode pembelajaran baru yang menggunakan media interaktif.
2. Tidak memiliki jaringan internet
Hal ini menghambat saya untuk menciptakan dan menyajikan materi pembelajaran interaktif, seperti kuis online.
3. Penerapan PBL dan TGT memerlukan waktu yang cukup untuk memastikan partisipasi dan pemahaman murid. Waktu pembelajaran yang terbatas dapat menjadi tantangan.
4. Tidak adanya alat peraga, dapat menjadi hambatan dalam memberikan pengalaman pembelajaran yang optimal.
5. Tingkat kesiapan murid yang beragam dalam menghadapi metode PBL dan TGT, terutama jika tidak terbiasa dengan pembelajaran berbasis masalah atau kelompok.
6. Mengelola kegiatan kelompok agar efektif dan efisien dapat menjadi tantangan, terutama adanya tingkat keragaman karakter murid dalam berpartisipasi.
7. Melakukan dokumentasi pengambilan video kegiatan belajar mengajar
berlangsung masih belum maksimal kualitas rekamannya, karena masih ada suara yang tidak jelas atau gambar yang kabur
Ada beberapa solusi yang dapat saya pertimbangkan untuk mengatasi tantangan yang saya hadapi dalam penerapan inovasi pembelajaran dengan model Pembelajaran PBL dan pendekatan metode TGT, yaitu :
1. Saya akan melakukan alternatif seperti menciptakan materi yang dapat diakses tanpa perlu proyektor seperti media cetak atau menggunakan alat yang saya miliki seperti laptop dan speker kecil. Tentunya saya harus menyusun strategi,
agar apa yang ingin saya informasikan kepada murid dapat di terima, seperti penyusunan posisi duduk murid.
2. Saya mempersiapkan materi yang dapat diakses offline, seperti video yang telah diunduh sebelumnya. Tentunya bahwa materi yang disajikan tetap interaktif meskipun tidak terhubung internet.
3. Saya rencanakan kegiatan PBL dan TGT dengan cermat dan fokus pada aspek- aspek inti yang ingin dicapai.Seperti memberi batasan waktu saat mereka melakukan diskusi dan kegiatan permainan.
4. Untuk mengatasi ketersediaan alat peraga,saya memanfaatkan kreativitas dalam menciptakan alat peraga sederhana, yang dapat mendukung pemahaman konsep. Saya menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar, seperti kertas, karton, atau benda-benda yang ada dilingkungan sekitar kita.
5. Untuk mengatasi tingkat kesiapan murid yang beragam , saya melibatkan murid dalam sesi orientasi mengenali metode PBL dan TGT.
Dengan memberikan persiapan awal dan mendukung murid secara individual, saya dapat menciptakan lingkungan di mana setiap murid dapat merasa lebih siap dan nyaman menghadapi materi.
Saya melakukan pembagian kelompok heterogen, untuk mengatasi hal-hal yang akan terjadi saat mereka melakukan demonstrasi atau permainan.kemudian saya membantu untuk menetapkan peran yang jelas dalam kelompok, mendorong komunikasi terbuka, dan memberikan panduan yang jelas untuk kegiatan berkelompok.Tentunya saya akan membimbing jika ada perbedaan tingkat partisipasi.
Untuk kedepannya saya akan melakukan uji coba sebelumnya untuk memastikan kualitas rekaman video yang optimal dan menggunakan peralatan yang lebih baik .
Untuk kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan,saya merasa model pembelajaran dan metode pembelajaran dengan penggunaan alat peraga konkret sudah berjalan lebih baik dari sebelumnya..
Dengan solusi -solusi ini, diharapkan penerapan inovasi pembelajaran dapat menjadi lebih baik, tetap relevan dengan materi yang dipelajari, dan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih optimal bagi murid,
Rencana tidak lanjut kedepannya;
1. Melakukan peningkatan kualitas sumber daya yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena sumber daya yang memadai menjadi kunci keberhasilan inovasi pembelajaran. Dengan meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya, pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif dan efektif.
2. Merancang dan mengembangkan modul interaktif agar dapat di akses murid dalam
bentuk cetak untuk mendukung pemahaman materi selanjutnya. Dirancang sebagai sumber belajar mandiri di luar jam belajar.
3. Melakukan pelatihan berkala terkait penggunaan model pembelajaran PBL dan metode pembelajaran TGT, serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran.Saya berharap dapat menjadi pendidik yang terampil dan terlatih dapat mengoptimalkan potensi metode pembelajaran inovatif.
4. Setiap kegiatan saya akan selalu melakukan assesmen diagnostik awal melalui evaluasi formatif, agar dapat menyusun rencana pengajaran sesuai dengan kebutuhan murid.
Karena pemantauan yang rutin memungkinkan identifikasi masalah atau keberhasilan lebih awal, memungkinkan penyesuaian yang lebih baik dalam pengajaran.
5. Melibatkan diri untuk berkolaborasi dengan komunitas pendidikan,baik di tingkat lokal
Maupun nasional. Dengan berpartisipasi dalam seminar, workhop, atau forum pendidikan untuk mendapatkan perspektif baru dan memperoleh dukungan. Karena dapat memperluas jaringan pengetahuan, memberikan inspirasi, dan memastikan bahwa inovasi pembelajaran tetap relevan dan mendukung.
6. Dalam kegiatan akhir pembelajaran saya akan melibatkan murid dalam evaluasi dan meminta umpan balik secara rutin.Untuk dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan terhadap inovasi pembelajaran berikutnya.
Dengan merinci Rencana Tindak Lanjut ini, saya bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas inovasi pembelajaran dengan metode PBL dan TGT dalam kegiatan belajar mengajar saya. RTL ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat untuk
pembelajaran yang lebih baik di masa depan.
Daftar Pustaka
Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran berbasis masalah. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 148-158.
Asril, R. (2022). PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA. MEGA: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 326-332.
Gunawan, I. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Lesson Study Di Perguruan Tinggi.
Suryani, A., Suarjana, I. M., & Artini, H. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Berbantuan Cara Sengkedan dan Metode Bernyanyi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Faktor dan Kelipatan. Indonesian Gender and society journal, 1(1), 29-34.
Sagita, M., & Kania, N. (2019, October). Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp. 570-576).
Amir, A. (2014). Pembelajaran matematika SD dengan menggunakan media manipulatif. In Forum Paedagogik (Vol. 6, No. 01). IAIN Padangsidimpuan
Maulyda, M. A. (2020). Paradigma pembelajaran matematika berbasis NCTM. Mataram: Cv Irdh.
Marinda, L. (2020). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan problematikanya pada anak usia sekolah dasar. An-Nisa Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, 13(1), 116-152.
Dilantika, D. K. (2021). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 11 SMAN 4 YOGYAKARTA. E-Jurnal
Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, 10(7), 665-574..
Aminah, N., & Rochmad, R. (2020). Integrasi Teknologi Dalam Pengajaran Matematika. Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(1), 87-100
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI