Mohon tunggu...
Faby Uran
Faby Uran Mohon Tunggu... Petani -

aku anak Petani, rindu kembali menjadi Petani, membangun kampung halaman.\r\nDengan menulis, kubingkai potret kehidupan berpanorama sudut waktu antara garis pantai dan bukit ladang, kudendangkan sekuat deburan ombak, mewartakan kearifan Lokal yang harus dilindungi, kuletakan jiwaku di belantara pencaharian ini untuk generasi selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyelamatkan Penyu dan Dialog Kosmic

23 Juli 2017   21:21 Diperbarui: 23 Juli 2017   21:58 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Kamis, 20 Juli, sekitar Pkl 11 malam, saat aku lagi asik membaca buku,  tiba-tiba HP aku berdering dengan nomor baru. Agak malas aku mencoba  menjawab telpon. Saat aku menjawab langsung  terdengar perintah..."  Segerah ke Belakang Gereja, Bapak Ditus Muda dan Tinus Sabu menemukan  Penyu. Saya dan mereka ada di sini..." itu adalah Suarah Om saya, Anis  Uran, Ketua Kelompok Pengawas Laut Kecamatan ILe Bura.  Sesegerah aku  sambar Kameran Nikon aku dan bergegas menuju lokasi. Dalam Hati aku  bertanya, " Bisa ya, Penyu datang bertelur waktu gelap". Biasanya Penyu  bertelur waktu ada cahaya bulan.....

Tiba  dilokasi, saya langsung melakukan shooting proses pengamanan Penyu.  Karena Penyu harus diamankan sampai hari Jumad, tgl 21 Juli agar Petugas  dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur datang  melakukan pengukuran dan pemberian tanda. Lokasi telur penyu telah  ditandai dan esoknya dipagari dengan seng.

Jumad,  21 Juli 2017, saat Matahari Menyibak Tirainya, Cerita Penyelamatan  Penyu segerah menyebar dan masyarakat pun berbondong- bondong ke lokasi.  Selama ini jika ada penyu yang dtemukan waktu bertelur maka Penyu  tersebut langsung dieksekusi dan telurnya pun diambil. Tetapi Kisah hari  itu menjadi Kisah Baru, karena Penyu diselamatkan.....

Semunya Berawal dari sini......

Tanggal  1 Juni 2017, Desa Birawan menyelenggarakan Kegiatan Seminar Budaya  dengan Tema " Birawan Menuju Pembangunan Desa Berbasis Budaya Ekologis".  Satu dari sekian komitmen dari seminar ini adalah Konservasi Penyu dan  Telur Penyu. Gaung dari komitmen ini mendorong seluruh masyarakat untuk  terlibat aktif dalam penyelamatan Penyu dan Telur Penyu. Sejak kegiatan  seminar ini, Masyarakat Birawan, telah menemukan tiga lokasi penyu  bertelur. 

Dua kali di Dusun Lewouran dan 1 kali di Dusun Lewotobi. dan  Temuan keempat Induk Penyu dan Telurnya. Cerita lain adalah saat air  surut pada malam hari dan masyarakat pergi mencari ikan yang disebut  "Nyulu" beberapa masyarakat menemukan penyu dan mereka tidak menangkap.  Bapak Philipus Witin menceritakan pengalamanya, beliau menemukan penyu  yang terperangkap di lokasi air surut lalu beliau menggendong penyu dan  melepaskan di luar lokasi air yang surut. Cerita Bapak Philupus dan yang  lain hanya mereka sendiri yang menyaksikan tetapi kisah pagi itu, 21  Juli 2017 menjadi kisah perdana, Kisah Dialog manusia dengan alam.

Sekitar  Pkl 10 pagi, petugas dari DKP Kabupaten Flores Timur tiba dan melakukan  pengukuran, penandaan penyu serta pengobatan. Setelah itu dilakukan  pelepasn. Proses pelepasan penyu hari itu merupakan momentum Perdana  penyelamatan penyu. 

Masyarakat  beramai-ramai menghantar penyu ke laut. Momen yang sangat mengharukan  adalah  saat Penyu ketika telah tiba di bibir air laut dan telah  diselimuti oleh gelombang, Penyu memutar tubuhnya menantap masyarakat.  Aku begitu dekat dengan penyu. Aku menyampaikan "Tolong angkat kepalamu agar aku bisa foto lebih baik" dan Penyu pun mengangkat kepala". 

Bagi aku ini merupakan sesuatu yang  sangat menyentuh jiwaku. Penyu seolah -olah enggan pergi. Kami pun  menyampaikan " Pergilah, Telurmu aman di sini. Bapak Tinus, orang yang  menemukan penyu, terpaksa memutar tubuh penyu menghadap laut dan Penyu  pun bergerak menuju laut. Gelombang sesegerah membungkus tubuhnya dan  teriakan pamitan dari masyarakat " Selamat Jalan" membahana mengiringi  Penyu mengarungi selat Lewotobi.

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Setelah kejadian ini Kepala Desa Birawan, Tarsisius Buto Muda  dalam refleksinya mengatakan bahwa Penyu telah merasa aman untuk datang bertelur di lokasi Pantai Desa Birawan karena masyarakat telah sadar dan  siap melindungi penyu. Lebih lanjut beliau pun berharap agar gerakan  ini juga menginspirasi desa-desa lain di pesisir pantai untuk melindung  penyu. Karena apa yang kita lakukan hari ini untuk diwarisakan ke anak  cucu.

Aku,  merasa bangga menjadi bagian dari keseluruhan momentum ini. Kajian  budaya yang aku lakukan sebagai bahan dalam Seminar Budaya ternyata perlahan membuahkan hasil. Komitmen aku bersama rekan-rekan yang lain,  Sdr Nikolaus Nara, Sekretaris Desa Birawan,  Kanisius Uran, Wilibrodus Suban Aran, Paulus Senggo Hokeng dan yang lain telah membantu Kades  Birawan untuk mewujudkan harapan membangun Desa berbasis budaya.

Upaya  mewujudkan dialog dengan alam, dialog Kosmic ternyata tidak semuanya  didukung oleh masyarakat. Ada masyarakat yang menolak bahkan muncul  banyak polemik. Ditengah tantangan kami tetap tegar melangkah, tetap  setia pada komitmen kami. Dengan dukungan moral dari Ketua Lembaga Adat  Lewotobi  Bapak Longginus Nuli Muda dan Pastor Paroki St Yosep Lewotobi,  Rm. Marcelinus H.F Lamury, kegiatan seminar dapat berjalan lancar dan  sukses.

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi
Komitmen  bersama pada tanggal 1 Juni 2017, bertepatan dengan peringatan hari  jadi Pancasila telah materaikan oleh sekian kejadian dan momentum hari  Jumad, 21 Juli membuktikan bahwa saat kami berkomitmen melindungi penyu,  alam mendengar dan penyu pun tidak segan datang bertelur. Ketika  manusia membuka diri membangun dialog kosmic dengan alam, serentak alam  mempercayakan dirinya bagi manusia. Tetesan air mata dari ibu-ibu, anak  anak yang menyaksikan kejadin ini merefleksikan suarah kegembiraan,  suara harapan.

Aku bersyukur menjadi bagian dari  keseluruhan momentum ini dan bersyukur apa yang aku tulis telah  dimateraikan oleh alam dengan caranya. Aku bersyukur menjadi bagian  kecil dari pesan mandat Pastoral keuskupan Larantuka di Tahun 2017  sebagai Tahun Ekologis.

Video Penyelamatan Penyu:

URAN, Faby

Penulis dan Pengamat Sosial Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun