kami lupa menuturkan kisahÂ
kami berdiam diri di pelataran gubuk.Â
Ayahku terlalu sibuk dengan rokok daun tuak
ibu sibuk mencari kutu
saudara laki-lakiku sibuk mencari tuak
saudari perempuanku sibuk mencari berita
                Kami lupa menuturkan kisah
                 ah...itukan anda sambut sahabatku
      kalau aku tidak....
                    terus
         aku sibuk memutar kata
            kata malam aku ganti menjadi kata pagi
              kata utara aku ganti menjadi selatan
wahhhh
      benar sambung sahabatku yang lain
            mereka memang gemar mencari sensasi
pesan yang tidak ada tertulispun  dapat dibaca
                     seolah-olah dan yakin benar ada tertulis
benarkah kami sedang gagap
tanyaku pada sepihÂ
                  tidak
                        sahut angin.....
                                       terus...
karena hati kalian tumpul dengan kebencian
                        kisah seindah apapun tak ada artinya
                  apa yang harus kami buat, tanyaku...
          biarkan sapaan damaimu menyapa
              jika ia kembali tanpa senyum
                      itu tanda
               apa artinya itu tanda, kejarku
debu dosa menempel di ujung lidah mereka
pantas lidahku, lidah kami berkeluh
gagap bicara.......
................
untuk pejuang kebenaran #Ahok#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H