Saat liburan Natal 2013 saya menyempatkan diri memotret anak-anak yang sedang menikmati Indahnya bermain di deburan ombak. Saat melihat mereka berenang , bersendagurau di tengah terpaan gelombang, saya sepertinya kembali ke masa kecilku. Saat pulang sekolah, bersamaa teman-teman meluncur ke pantai memancing sambil berenang. sebuah lagu yang selalu kami nyanyikan " dai ojo dai" artinya datangalah ombak. Saat ombak muncul kami bergegas menyongsong ombak agar bisa meluncur menuju tepih pantai. Kami tidak punya peralatan selancar. Yang ada hanyalah keberanian dan kemampuan mengolah gerakan tubuh melawan gulungan ombak dan tarikan arus. Hidup adalah keberanian menghadapi tantangan. Bergerak di tengah pusaran arus dan gulungan ombak kehidupan. Menggapai kedalaman laut yang tenang, banyak ikan hanya bisa dilewati jika biduk mampu melwati terjangan ombak yang bergerak dalam iram hitungan. Jika salah hitung maka biduk akan terbalik. Keceriaan bersyair di tengah ombak adalah sebuah refleksi kehidupan yang akan menawarkan makna saat kita duduk merenung dan menyadari pelajaran dari alam kehidupan. [caption id="attachment_313672" align="aligncenter" width="755" caption="Menerjang ombak agar tubuh kuat memahami kerasnya hidup, perjuangan dan pelayanan"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H