Mohon tunggu...
Mochamad Arsad Ibrahim
Mochamad Arsad Ibrahim Mohon Tunggu... Guru - Guru

UPTD SDN 1 Sukajadi Pondoksalam_MDTA Baiturrohman Pasawahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejengkal Ilmu, Samudra Kesombongan

13 November 2024   16:54 Diperbarui: 13 November 2024   17:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Abu Syibrin. Ia dikenal sebagai pemuda yang suka membaca buku. Namun sayangnya, ia hanya membaca beberapa halaman pertama dari setiap buku. Setelah itu, ia merasa sudah menguasai seluruh isi buku tersebut. Dengan pengetahuan yang seadanya itu, Abu Syibrin lalu merasa dirinya paling berilmu di desa.

Ia seringkali menyela pembicaraan orang lain dan memberikan pendapat yang tidak relevan. Bahkan, ia seringkali meremehkan orang-orang yang lebih tua dan berpengalaman. "Ah, kalian ini masih kolot. Saya sudah baca buku, jadi saya tahu lebih banyak," begitu katanya dengan sombong.

Suatu hari, desa mereka dilanda banjir bandang. Abu Syibrin yang merasa paling pintar, langsung menawarkan solusi. "Saya tahu cara mengatasi banjir ini! Kita tinggal membuat bendungan di hulu sungai," ujarnya dengan yakin.

Para penduduk desa yang lebih berpengalaman hanya menggeleng-geleng kepala. Mereka tahu bahwa solusi Abu Syibrin itu tidaklah tepat dan malah bisa memperparah keadaan. Namun, karena termakan oleh ego, Abu Syibrin tetap ngotot dengan pendapatnya.

Akhirnya, para penduduk desa memutuskan untuk mengikuti saran Abu Syibrin. Mereka bekerja keras membangun bendungan sesuai dengan petunjuknya. Namun, setelah bendungan selesai dibangun, banjir malah semakin parah. Air sungai meluap dan menenggelamkan sebagian besar desa.

Abu Syibrin yang merasa bersalah atas kejadian itu, akhirnya menyadari kesalahannya. Ia baru tahu bahwa ilmu yang dimilikinya sangatlah sedikit dibandingkan dengan pengalaman dan kearifan orang-orang tua di desanya. Sejak saat itu, Abu Syibrin menjadi lebih rendah hati dan mau belajar dari orang lain.

Hikmah dari Kisah Abu Syibrin: Ilmu tanpa amal sama dengan nol: Sebanyak apapun ilmu yang kita miliki, jika tidak dibarengi dengan tindakan nyata, maka ilmu itu tidak ada artinya.

Jangan pernah meremehkan orang lain: Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan pernah merasa paling tahu karena kita bisa saja salah.

Teruslah belajar dan terbuka terhadap pendapat orang lain: Ilmu itu luas dan tidak ada habisnya. Kita harus selalu rendah hati dan mau belajar dari orang lain.

Kesombongan akan membawa kerugian: Orang yang sombong akan sulit menerima masukan dan cenderung membuat kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun