Mohon tunggu...
Luthfy Fakhrurozie
Luthfy Fakhrurozie Mohon Tunggu... -

Penikmat sepakbola. http://upilluthfy.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jangan Takut untuk Dicap Glory Hunter

26 Agustus 2013   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:47 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Glory Hunter. Itulah kata-kata yang sering saya dengar sekitar beberapa tahun ke belakang. Seiring berkembangnya dunia maya istilah ini makin sering terdengar. Mungkin memang terlambat jika saya membahas istilah ini. Tapi tidak ada salahnya untuk mengutarakan pendapat.

Menurut sepengetahuan saya Glory Hunter identik dengan orang awam yang baru mengenal sepakbola dan bertindak sebagai fans atau supporter. Jika diterjemahkan secara bebas, glory artinya kejayaan dan hunter artinya pemburu. Jadi istilah ini memiliki arti pemburu kejayaan. Bisa sedikit disimpulkan bahwa istilah ini bermakna orang awam yang memburu kejayaan di sepakbola sebagai fans atau supporter. Lalu apa salahnya dengan itu?

Glory hunter adalah kaum yang diremehkan di dalam bagian (fans) sepakbola. Mereka dianggap orang cupu yang hanya tahu pemain-pemain masa kini dan klub-klub besar saja. Jangankan sejarah klub lain, klub yang digemari pun belum tentu mereka paham sejarahnya. Lalu apa salahnya jika mereka tidak tahu?

Fans-fans pasti sering beritegang dengan fans rival klub atau klub besar lainnya. Mulai dari adu analisis taktik dan permainan, adu argumen siapa yang lebih baik atau unggul, adu kejelian mencari kelemahan klub lawan, bahkan sampai ada adu ketangkasan memplesetkan nama klub dan pemain-pemainnya (Mungkin ini hanya di Indonesia. Iya saya tau yang terakhir itu kampungan). Yah sebagaimana "orang baru", Glory Hunter punya semangat yang berapi-api dan gairah yang tinggi. Mereka akan sangat tertarik untuk ikut andil dalam lomba-lomba yang tadi. Lalu apa salahnya jika mereka ikut-ikutan? Toh orang lama juga begitu kan?

Oh ya apa saya termasuk Glory Hunter? Saya tidak tahu. Yang bisa memberi label itu hanya orang lain. Karena setiap pemikiran orang berbeda-beda. Sebagai informasi saja, saya seorang Interista (pendukung Internazionale). Saya menjadi Interista di medio awal 2000-an. Waktu itu Inter lagi puasa scudetto. Minim gelar walaupun kaya raya saat itu. Saya pun suka sepakbola berawal dari game. Saya pun tidak hafal berapa trofi yang dimiliki Inter. Saya juga tidak hafal semua legenda-legenda Inter. Saya tidak hafal semua pelatih yang pernah menangani Inter. Saya juga tidak hafal semua pemain yang pernah membela Inter. Saya tidak hafal semua pemain yang pernah menjabat sebagai kapten Inter. Bahkan saya tidak hadir saat Inter ke Indonesia karena berhalangan. Tapi saya tidak pernah berpikir untuk mendukung klub lain. Walaupun Inter peringkat 9 musim lalu. Saya juga tidak punya atribut asli Inter. Saya juga tidak khawatir untuk hafalan di atas karena mencari informasi adalah hal yang mudah saat ini. Lalu apakah saya Glory Hunter? Silahkan memutuskan. Karena saya tidak begitu peduli. Oh ya bagaimana dengan anda?

Jadi untuk orang-orang yang dicap Glory Hunter jangan takut! Jangan minder! Jangan khawatir! Berikut ini adalah saran untuk yang dicap sebagai Glory Hunter (termasuk saya mungkin?). Jika pengetahuan kalian kurang, silakan mencoba untuk lebih mencari tahu, mudah kok sekarang mencari informasi. Jika tim kalian tiba-tiba tidak juara dan menjadi klub medioker, tenang saja karena masih banyak tim yang lebih di bawah, ingat bahwa setiap klub pasti punya fans. Jika kalian ingin pindah haluan ke klub lain, silahkan lakukan isi dari dua kalimat sebelum kalimat ini. Tidak salah menjadi orang baru dan sok tahu. Asal tidak kampungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun