Mohon tunggu...
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN Mohon Tunggu... Penulis - Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun dikelola oleh Tim Media Relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gagas Solusi Pencemaran Lingkungan Oleh Tembaga dan Bakteri Indegen, Prof. Dr. Ir Wahyu Irawati M. SI Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bidang Mikro Biologi

30 Januari 2024   12:31 Diperbarui: 30 Januari 2024   12:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat kepada , Dr. Ir. WProfahyu Irawati, M.Si., atas pengukuhan sebagai Guru Besar Mikrobiologi UPH pada 23 Januari 2024, sesuai dengan Surat Keputusan Kemendikbudristek tertanggal 1 Oktober 2023. Prof. Irawati, Dosen Pendidikan Biologi dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPH, telah memberikan kontribusi berharga melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang Mikrobiologi. Sebagai pengajar di UPH Teachers College, beliau berperan dalam melahirkan ribuan guru setiap tahunnya untuk mengajar di seluruh nusantara.

Selain berperan sebagai pengajar, Prof. Wahyu Irawati, penerima penghargaan URGE, SEARCA, dan Habibie Foundation, telah menerbitkan berbagai jurnal penelitian yang membahas mikrobiologi dan bioteknologi. Pencapaian Guru Besarnya terwujud melalui penelitian berjudul "Formulasi Konsorsium Bakteri Pembentuk Granula sebagai Biosorben Tembaga untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan". Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Irawati menyoroti isu pencemaran lingkungan oleh tembaga, yang menjadi permasalahan serius di Indonesia dengan dampak merusak ekosistem perairan dan mengancam kesehatan manusia. Tembaga, dengan kandungan toksinnya, dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan sistem saraf, gagal organ, tumor, kanker, dan penyakit Wilson. Oleh karena itu,

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Irawati menjelaskan bahwa tembaga merupakan salah satu pencemar yang sangat prevalen di Indonesia. Laporan penelitian menunjukkan bahwa beberapa sungai di Indonesia telah tercemar tembaga melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kasus pencemaran yang mencolok terjadi pada tahun 1996 di Pantai Timur Surabaya, di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan dan kerang di sekitar pantai tersebut mengandung tembaga dengan kandungan 2-5 kali lipat dari ambang batas yang diizinkan oleh World Health Organization (WHO).

Prof. Ira lebih lanjut menawarkan tiga metode umum pengolahan limbah di Indonesia, yakni metode kimia, fisiokimia, dan biologis (bioremediasi). Dari ketiganya, beliau menegaskan bahwa bioremediasi merupakan opsi paling ekonomis dan bersahabat dengan lingkungan. Hal ini mendasari penggunaan bakteri lokal oleh Prof. Ira dalam mengatasi limbah tembaga.

Dalam penelitiannya, Prof. Irawati menjelaskan bahwa keberhasilan metode pengelolaan limbah biologis menggunakan konsorsium bakteri sebagai agen bioremediasi sangat dipengaruhi oleh interaksi sinergis atau antagonis antara populasi bakteri yang berbeda dalam limbah. Prof. Irawati telah fokus meneliti bakteri yang resisten terhadap tembaga selama lebih dari 30 tahun. Meskipun penemuan ini masih memerlukan penelitian lanjutan sebelum dapat diterapkan secara luas di industri, namun penelitian Prof. Irawati dianggap sebagai kontribusi positif yang dapat mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi pencemaran lingkungan, terutama terkait tembaga.

Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., Rektor UPH, menyampaikan tekad kepada Prof. Ira atas pencapaiannya sebagai Guru Besar ke-32 di UPH.

Saya bangga dengan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Ira terkait isu lingkungan, suatu aspek yang sangat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia dan global. Kami juga memberikan penghargaan pada dedikasinya dalam mendukung visi dan misi UPH untuk melahirkan lebih dari 3.000 guru yang siap mengajar di seluruh Nusantara. Selamat kepada Prof. Ira atas prestasinya ucapnya.

Upacara pengukuhan Prof. Ira sebagai Guru Besar UPH juga dihadiri oleh Prita Ekasari S.T., MMSI., sebagai perwakilan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III. Prita mengungkapkan apresiasi terhadap prestasi akademis tertinggi yang berhasil diraih oleh Prof. Ira. Ia memberikan selamat kepada UPH yang terus konsisten dalam menghasilkan para guru besar.

LLDIKTI mempunyai tekad kuat untuk mendukung perguruan tinggi agar meningkatkan jumlah guru besar. Keberadaan guru besar ini memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dari perguruan tinggi tersebut. Oleh karena itu, LLDIKTI Wilayah III memberikan ucapan selamat kepada UPH yang berhasil menghasilkan jumlah guru besar terbanyak di antara semua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah ini," ungkap Prita.

Prof. Ir. Tri Wibowo Yuwono, Ph.D., Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, turut memberikan sambutan dalam upacara pengukuhan ini. Beliau menyatakan bahwa menjadi Guru Besar tidak sekadar mengumpulkan credit points sebagai seorang Dosen, melainkan menjadi sosok yang membawa nilai-nilai tambah dan bertanggung jawab dengan amanat yang semakin besar untuk membuat ilmunya bermanfaat bagi masyarakat.

Oh Yen Nie, S.E., M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPH, menutup sambutan dengan menyatakan bahwa Prof. Ira tidak hanya memiliki kecerdasan, tetapi juga sikap dan karakter seorang ilmuwan hebat. Beliau mengemukakan, "Bayangkan, Prof. Ira telah mempelajari bakteri selama 32 tahun, sejak tahun 1992!" Menurutnya, menyelami karakter bakteri selama periode tersebut memerlukan kerendahan hati, ketekunan, ketelitian, dan kemampuan berpikir di luar kebiasaan.

Resminya Prof. Ira dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Mikrobiologi semakin membuktikan kualitas UPH yang memang layak mendapatkan akreditasi Unggul.  UPH terus berkomitmen untuk menorehkan prestasi di bidang akademis, mengambil andil dalam misi melahirkan tenaga pengajar berkualitas ke seluruh wilayah Nusantara, dan tentunya menghadirkan pendidikan bermutu bagi anak bangsa.

Tentang UPH

Sejak tahun 1994, UPH telah secara konsisten memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara melalui pendidikan tinggi yang unggul, holistis, dan transformatif. Dengan tekad kuat, UPH berkomitmen untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya kompeten dan profesional, tetapi juga dilengkapi dengan pengetahuan sejati, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan karakter yang saleh. UPH terus berkembang melalui kerjasama dengan universitas dari berbagai negara, memastikan bahwa mereka selalu mengikuti perkembangan terdepan dalam dunia pendidikan. Selain itu, UPH juga menjalin kemitraan dengan dunia industri, baik di dalam maupun luar negeri, sebagai sarana bagi lulusannya untuk sukses memasuki dunia kerja.

Berkedudukan di Tangerang, Jakarta, Medan, dan Surabaya, UPH menonjolkan kurikulum yang selaras dengan kebutuhan saat ini dan diarahkan oleh dosen-dosen berkompetensi tinggi. Hingga saat ini, UPH telah meluluskan lebih dari 53.000 alumni yang telah memberikan pengabdian mereka dalam beragam sektor, berperan sebagai agen perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun