Meskipun perjalanan karirnya sempat menimbulkan kontroversi, Jenderal Andika Perkasa dinilai berpeluang besar menjadi Capres Indonesia 2024. Tidak mengherankan namanya mulai dilirik oleh beberapa parpol.
Oleh Unu Nurahman
Guru SMAN 1 Leuwimunding -Majalengka
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Sastra Ingris
Universitas Sebelas April Sumedang
Pada tanggal 17 November 2021, Presiden Jokowi resmi melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Setelah pelantikannya, banyak gebrakan yang dilakukan oleh Panglima Andika. Dilansir dari Tempo (14/03/2022), beberapa partai seperti NasDem, PSI dan PKS membuka sinyal dukungan kepada Andika untuk menjadi Calon Presiden tahun 2024. Andika dinilai memiliki tingkat elektabilitas di atas Erick Thohir, Airlangga Hartanto dan Puan Maharani.
Tanpa bermaksud mempermasalahkan SARA, penulis berpendapat ada beberapa hal yang menjadi daya tarik tersendiri Jenderal Andika sebagai Capres yaitu beragama Islam, latar belakang pendidikan dan karier militer, kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership), dukungan popularitas mertua serta etnik Jawa yang memiliki kedekatan emosional dengan  Sunda.
Sesuai UUD 1945, Indonesia bukan negara agama. Namun demikian, masalah agama menjadi pertimbangan prinsipil pemilih. Sejarah menunjukkan, semua presiden dan wakil presiden beragama Islam. Andika Perkasa yang terlahir sebagai Katolik dengan nama F.X. Emanuel Andika Perkasa adalah seorang muslim ketika menikah dengan Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono putri Jenderal AM Hendropriyono. Dalam Islam, seorang mualaf memiliki keistimewaan sebagaimana umat Islam yang lainnya. Bahkan sering kali, dia lebih baik dari muslim sejak lahir.
Andika Perkasa memiliki latar belakang pendidikan dan karir militer yang sangat baik. Pendidikannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Amerika Serikat (S-2 dan S-3). Jenderal dari Kopassus ini menyandang 5 gelar akademik S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D yang merupakan credit point sangat signifikan dan membanggakan  untuk seorang Capres. Seandainya berhasil, Jenderal Andika Perkasa adalah orang ketiga dari TNI yang menjadi Presiden setelah Jenderal Besar Soeharto dan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebagai figur dengan kepemimpinan kharismatik, Jenderal Andika memilki rasa percaya diri (self-confident), menarik, berani mengambil resiko dan membuat perubahan, bertanggungjawab serta visioner (memilki visi yang realistik). Ketika menjadi KSAD, Jenderal Andika menghapus tes keperawanan dalam seleksi KOWAD, melakukan  pengadaan kendaraan dinas terbesar dalam sejarah bagi prajurit TNI AD, penerapan rekrutmen kopassus secara daring dan program 1000 prajurit otsus Papua.