Pengetahuan tentang manajemen resiko perlu diketahui untuk menghindari resiko yang bakal muncul dalam sebuah program. Resiko menjadi konotasi negative dan akibat yang kurang menyenangkan dari suatu tindakan. Dalam melaksanakan manajemen resiko ada beberapa tahapan yang dilalui meliputi identifikasi jenis resiko, pengukuran resiko, melakukan strategi dalam pengendalian resiko dan melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan.Â
 3. Perubahan apa yang akan Anda lakukan setelah memahami atau mempelajari materi ini?
Melalui pembelajaran modul 3.3 ini saya merasa dilatih untuk menjadi seorang pemimpin dan penanggungjawab suatu program sekolah yang berdampak kepada murid. Berbagai tahapan  pemahaman materi mulai dari diri sendiri sampai kolaborasi kelompok, memberi saya pemahaman dan ispirasi. Saat ini saya menjadi terbiasa menggunakan alur BAGJA dalam setiap perencanaan suatu program. Sesederhana apapun program yang digagas, terasa lebih matang perencanaannya ketika saya melakukan alur BAGJA.
Saya merasa lebih percaya diri untuk melakukan perubahan perubahan kecil yang positif di sekolah, dan saya mulai dari kelas saya sendiri. Perubahan juga saya rasakan pada perilaku anak didik, yang sudah terbiasa saya ajak untuk mengemukakan pendapat masing masing. Mereka lebih berani mengungkapkan apa yang diinginkan dalam suatu program yang akan di rencanakan. Tentang literasi digital sepertinya mereka cukup antusias karena memang sebelum melaksanakan PTMT (Pertemuan tatap Muka Terbatas) yang baru berjalan 3 minggu, kami melaksanakan pembelajaran online via Google Claasroom dan Whatapps Group yang sebenarnya termasuk literasi digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H