Mohon tunggu...
Untung Wahyudi
Untung Wahyudi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas di Beberapa Media Cetak dan Online

Penulis lepas di sejumlah media cetak dan online

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengenal Sosok Penyelamat Samsung

31 Desember 2014   13:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Samsung Code

Penulis: Kim Byung-Wan

Penerbit: Noura Books, Jakarta

Terbitan: September 2014

Tebal: 268 Halaman

Siapa yang tidak mengenal Samsung? Perusahaan elektronik asal Korea itu sampai sekarang merajai pasar dunia dengan produk-produknya yang berkualitas dan bersaing dengam merek-merek lain. Kesuksesan Samsung telah menginspirasi banyak orang dan perusahaan untuk memodel keberhasilannya. Siapakah sosok di balik kesuksesan Samsung Groups yang pada 2011 omzet penjualan produknya mencapai 255 triliun won itu?

Menyebut keberhasilan Samsung tentu kita tidak bisa mengabaikan nama Lee Kun-hee, putra Lee Byung-cull yang telah berhasil menyelamatkan Samsung dari keterpurukan. Dalam bukunya Sang Penyelamat Samsung, Yo-Seb Ko menulis bahwa, ketika perang Korea pecah pada 1950, Samsung nyaris kolaps. Perusahaan yang dibangun oleh ayahnya itu mengalami kerugian yang sangat besar. Lalu, bagaimana Lee Kun-hee berhasil membangkitkan kembali perusahaan yang pada 2010 memiliki 344.000 karyawan itu?

Dalam buku Samsung Code karya Kim Byung-Wan ini kita akan mengetahui rahasia kepemimpinan Lee Kun-hee yang memiliki sifat pendiam dan cenderung introvert. Dalam buku ini, Kim Byung-Wan memaparkan semua rahasia bisnis Lee Kun-hee sehingga mampu membawa Samsung pada puncak kesuksesan seperti sekarang.

Ada banyak prinsip yang dipegang dan menjadi acuan Lee Kun-hee sehingga Samsung bisa melangkah dengan sukses, meskipun pada awalnya menemui banyak rintangan dan krisis. Prinsip itu adalah bagaimana sebuah pemimpin perusahaan mau mencari informasi sebanyak mungkin. Menurutnya, semua orang harus terus memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Mereka juga harus meninggalkan minat dan cara berpikir agar bisa bertahan hidup di zaman modern ini.

Lee Kun-hee menekankan, informasi, khususnya informasi “hidup”, sangat penting dalam memenuhi tujuan hidup manusia. Karena itu, Lee Kun-hee sangat antusias dan bersmangat dalam mencari berbagai data dan informasi. Dia juga senang membaca koran dan terus menerus mengampanyekan “masyarakat berilmu berpengetahuan”. Dulu, orang-orang berperang menggunakan senjata tajam dan senjata api. Kini, masyarakat berperang menggunakan pemikiran. Zaman sekarang, informasi menjadi senjata perang yang penting. Besarnya kekuatan bergantung pada banyaknya informasi yang dikumpulkan. “Bisnis ibarat perang. Masing-masing pemimpin harus memiliki strategi yang jitu agar bisa menang.” ujar Lee Kun-hee (halaman 104).

Prinsip lain yang dimiliki Lee Kun-hee adalah bagaimana seharusnya menghadapi hidup dengan penuh keberanian. Hal ini sesuai dengan karakter dan sifat yang dimilikinya. Ia tak pernah takut menghadapi hidup. Ia selalu optimis dan menerapkan “pasti bisa” dalam memimpin perusahaan. Menurut Lee Kun-hee, kita harus tegas karena ketidaktegasan merupakan bentuk lain dari inkompetensi dan inefisiensi seseorang yang bisa mengakibatkan kegagalan. Dalam manajemen bisnis, CEO lah pemegang kendali utama di perusahaan.

Lee Kun-hee menegaskan bahwa, lebih baik gagal daripada tidak bertindak sama sekali. Menurutnya, salah dan gagal itu jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa pun. Jika kita hanya memikirkannya tanpa bertindak, kita pasti akan menyesal. Kita harus serius memikirkan yang benar-benar kita inginkan dan langsung melaksanakannya. Itulah yang Lee Kun-hee inginkan dari para pekerjanya.

Peter Drucker mengungkapkan pendapatnya tentang jiwa kepemimpian Lee Kun Hee. Dia berkata, “Semua orang bisa memiliki mimpi dan target. Namun, satu-satunya jalan untuk memperoleh kesuksesan adalah dengan bertindak.” (halaman 32).

Prinsip lain Lee Kun-hee yang tak kalah mengagumkan adalah bahwa, pemimpin butuh kreativitas, bukan kekuasaan. Prinsip ini sungguh sangat mengagumkan sekaligus sanggup menyentil siapa saja yang selama ini beranggapan bahwa yang dibutuhkan pemimpin itu adalah kekuasaan. Maka, kreativitas adalah hal yang penting dimiliki oleh seorang pemimpin. Tanpa kreativitas, kepemimpinan yang dipimpin seseorang tidak akan berjalan dengan normal dan lancar. Sementara dalam dalam dunia bisnis, kreativitas itu menentukan pemasukan.

Ada banyak prinsip bisnis yang bisa digali dari kepemimpian Lee Kun-hee dalam buku setebal 268 halaman ini. Kita bisa belajar banyak dan memodel kesuksesan yang dilakukan pemimpin Samsung sehingga menjadikannya sebagai perusahaan yang disegani dengan pendapatan terbesar di dunia.

Secara keseluruhan buku ini menjelaskan tentang cara Lee Kun-hee menjadikan Samsung sebagai perusahaan global berdasarkan fakta-fakta yang ada. Buku ini juga berisi kumpulan hasil riset tentang pengaruh dan bakat kepemimpinan Lee Kun-hee yang diambil dari data-data yang akurat. Buku ini bisa menjadi panduan dan motivasi bagi pembaca yang ignin membentuk jiwa kepemimpinan dalam organisasi ataupun menjadi pemimpin hebat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun