Mohon tunggu...
Untung Sudrajad
Untung Sudrajad Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Hobi membaca artikel Ekonomi dan Politik, Novel, Cerpen dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

PPN Naik Jadi 12 Persen: Dampak, Tantangan dan Strategi Menghadapi Perubahan

25 November 2024   07:36 Diperbarui: 25 November 2024   08:37 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Meningkatkan PPN menjadi 12 persen tentu adalah langkah yang kontroversial, dan ada beberapa alasan mengapa kebijakan ini patut dipertanyakan. Sementara pemerintah beralasan bahwa kenaikan ini perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja negara yang semakin meningkat, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan lebih matang.

  1. Beban Ekonomi Masyarakat

Seperti yang sudah dibahas, kenaikan tarif PPN akan langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Pada kelompok menengah ke bawah, beban pajak yang lebih tinggi dapat mengurangi kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenaikan ini berpotensi memperburuk ketimpangan ekonomi yang sudah ada, di mana yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin tertekan.

  1. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil

Jika kita melihat kondisi ekonomi saat ini, terutama pasca-pandemi, daya beli masyarakat masih belum pulih sepenuhnya. Banyak orang yang masih berjuang untuk mempertahankan pekerjaan mereka, dan inflasi yang tinggi membuat barang kebutuhan pokok menjadi lebih mahal. Dalam kondisi seperti ini, kenaikan PPN justru bisa menambah tekanan yang dirasakan oleh masyarakat.

  1. Alternatif Pendapatan Pajak

Sebagai alternatif untuk meningkatkan pendapatan negara, pemerintah bisa mempertimbangkan untuk memperluas objek yang dikenakan pajak. Misalnya, dengan mengenakan pajak kepada sektor yang sebelumnya belum terjamah oleh pajak, seperti ekonomi digital atau sektor informal. Hal ini akan membantu menambah pendapatan negara tanpa harus memberatkan masyarakat yang sudah terbebani oleh pajak konsumsi.

Dampak Jika Kenaikan PPN Justru Berbalik

Jika kenaikan PPN tidak dibarengi dengan kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat, maka yang terjadi justru bisa berbalik. Alih-alih meningkatkan pendapatan negara, kebijakan ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat yang tertekan oleh kenaikan harga barang dan jasa akan cenderung mengurangi konsumsi mereka.

Saat konsumsi menurun, produksi barang dan jasa pun akan merasakan dampaknya. Pelaku usaha, terutama usaha kecil dan menengah, akan menghadapi penurunan permintaan, yang bisa berujung pada pengurangan tenaga kerja atau bahkan penutupan usaha. Ini tentu akan menciptakan siklus negatif yang merugikan perekonomian secara keseluruhan.

Menyiasati Kenaikan PPN, Strategi Masyarakat

Bagi masyarakat, terutama yang mengandalkan pengeluaran konsumsi untuk kehidupan sehari-hari, kenaikan PPN menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan ini:

  1. Meningkatkan Pengelolaan Keuangan

Masyarakat dapat mulai lebih cermat dalam mengelola keuangan mereka, dengan cara memprioritaskan kebutuhan yang lebih mendesak dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang non-esensial.

  1. Berhemat dalam Belanja

Salah satu cara untuk menghadapi lonjakan harga adalah dengan berhemat dalam berbelanja. Membeli barang-barang dalam jumlah besar saat ada promo atau diskon, serta lebih cermat dalam memilih barang yang benar-benar dibutuhkan, bisa membantu mengurangi beban pengeluaran.

  1. Beralih ke Alternatif yang Lebih Murah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun