Kekurangan:
- Tidak memungkinkan warga negara untuk memilih wakil dari partai favorit mereka namun belum ada calon di daerah mereka.
- Meningkatkan kemungkinan terjadinya gerrymandering (persekongkolan), yaitu praktek penentuan batas wilayah pemilihan dengan tujuan tertentu untuk kesuksesan partai tertentu.
Kesimpulannya, memilih sistem pemilihan Anggota Parlemen yang paling baik akan bergantung pada kebutuhan dan tujuan nasional dalam konteks kebutuhan yang ada di negara tersebut. Pilihannya bisa berkisar antara memiliki sistem pemilihan yang memerhatikan representasivitas atau memiliki sistem pemilihan yang memerhatikan stabilitas pemerintahan dalam arti terlengkap.
 Oleh karena itu, penting bagi negara untuk melakukan evaluasi sistem pemilihan yang ada dari waktu ke waktu dan melakukan perbaikan secara terus-menerus, agar pemilihan anggota Parlemen dapat menjadi instrumen yang lebih efektif dalam mewakili masyarakat di tingkat legislatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H