Tatkala pekerja Gen Z mulai memilih menjadi freelancer dibandingkan dengan menjadi pekerja kantoran. Pekerjaan freelance (tidak terikat dengan satu perusahaan) semakin diminati oleh generasi milenial (Gen Y) dan Z Indonesia karena fleksibilitas waktu dan lokasi kerja serta memberikan kesempatan untuk menyalurkan minat dan bakat
Sepanjang tahun 2022, banyak para pekerja yang mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya. Di Amerika, tingkat resign karyawan memecahkan rekor. Fenomena ini merupakan pertanda peralihan tren para pekerja.
Setelah pandemi, para pekerja cenderung tidak mau lagi pergi ke kantor setiap hari. Mereka memilih waktu kerja yang fleksibel sehingga lebih memungkinkan untuk mencapai work-life balance. Selain itu pekerjaan Freelancer yang fleksibel dan mengandalkan teknologi sangat cocok untuk Gen Z yang jumlahnya semakin meningkat yaitu sekitar 27% pada tahun 2020 Sensus Penduduk 2020).
Peralihan ini disebut - sebut dengan era Gig Economy. Dimana para pekerja beralih menjadi freelancer. Para Programer, Content Creator, Digital marketing, Reporter / Jurnalis, Arsitek, Designer, Video Editor, Penulis / Editor/Penterjemah, Akuntan dan lain lain, semuanya bisa bekerja lepas dari mana saja tanpa perlu datang ke kantor setiap hari.
Singkatnya, Gig Economy adalah penerapan sistem ketenagakerjaan yang fleksibel dengan kontrak kerja yang lebih spesifik. Karyawan yang dulunya wajib bekerja di kantor, sekarang banyak yang memiliki fleksibilitas bekerja dari rumah.
Tren Gig Economy juga cenderung mematok upah berdasarkan out come dan produktivitas, bukan berdasarkan status kerja bulanan. Contohnya dulu dikantor seorang Sales dan Marketing digaji sekitar Rp. 4 juta /bulan sekarang diera gig economy sebagai influencer/Youtuber/Affiliate Marketer di upah Rp. 2 juta /tugas. Drafter Arsitektur pemula dulu digaji Rp. 5 juta / bulan sebagai Freelance designer di upah Rp. 3 juta / proyek.
Karakteristik pekerja Gig Economy :
Self Employed, Pekerja tidak terikat kontrak sehingga bisa leluasa memilih proyek tugas pekerjaan dari banyak employer.
Limited Contracts, pekerja tidak terikat kontrak yang terlalu panjang (maksimal 1 tahun)
Not One Income, pekerja tidak hanya 1 sumber penghasilan, akan tetapi bisa mengerjakan banyak tugas dari employer lain, sehingga banyak sumber penghasilan.
Tren Gig Employer sudah cukup menggemparkan sejak tahun 2018 lalu, laporan Forbes menyatakan bahwa ditahun 2018 sudah ada 57 juta orang pekerja lepas / freelancer di Amerika Serikat, yang berarti 17 % warga AS adalah seorang Self Employed. Sementara di Indonesia menurut data BPS pada Agustus tahun 2020 mencapai sekitar 33,34 %.
Namun bukan hanya enaknya saja yang perlu kita bahas, ada tantangan yang juga harus dihadapi oleh para freelancer, antara lain adalah:
- Tidak adanya fasilitas kantor, semua peralatan kerja disiapkan pekerja secara independen.
- Kehilangan asuransi, yang untuk pekerja kantoran biasanya dibayarkan oleh perusahaan.
- Mandiri mengatur waktu, kerja memang fleksibel, namun pada hari libur, bisa tetap kerja, hari biasa malah bisa jadi hari libur.
Menjadi freelancer memang kerja fleksibel, tidak perku macet macetan setiap hari, tidak perlu berdesak desakan ketika libur cuti bersama. Tetapi seorang freelancer juga harus memiliki literasi keuangan yang lebih baik, agar bisa menyiapkan dana darurat, asuransi yang tepat, dan investasi yang sehat secara mandiri.
Berikut tips untuk para pekerja agar sukses menghadapi tidak hanya tren Gig Economy tapi juga revolusi era industry 4.0 dan mengarah pada Era 5.0 saat ini:
- Meningkatkan kemampuan diri, seorang pekerja dituntut multi-talenta, karena kecenderungan perusahaan semakin mengefisienkan biaya dan mengedepankan teknologi.
- Mengembangkan soft skill dan hard skill, di masa depan Anda tidak lagi bersaing dengan manusia, melainkan dengan robot dan mesin lainnya.Tingkatkan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja seperti skill komunikasi dan leadership.
- Menjadikan Artificial Intellegence sebagai teman yang membantu bekerja, bukan sebagai musuh atau saingan.
- Berkolaborasi, bekerja sama dengan orang lain akan sangat membantu diri sendiri untuk memiliki daya saing. Selain itu, untuk apa berkompetisi jika bisa diajak untuk bekerja sama dan meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Sudah siap bekerja di Era Gig Economy?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI