Namun bukan hanya enaknya saja yang perlu kita bahas, ada tantangan yang juga harus dihadapi oleh para freelancer, antara lain adalah:
- Tidak adanya fasilitas kantor, semua peralatan kerja disiapkan pekerja secara independen.
- Kehilangan asuransi, yang untuk pekerja kantoran biasanya dibayarkan oleh perusahaan.
- Mandiri mengatur waktu, kerja memang fleksibel, namun pada hari libur, bisa tetap kerja, hari biasa malah bisa jadi hari libur.
Menjadi freelancer memang kerja fleksibel, tidak perku macet macetan setiap hari, tidak perlu berdesak desakan ketika libur cuti bersama. Tetapi seorang freelancer juga harus memiliki literasi keuangan yang lebih baik, agar bisa menyiapkan dana darurat, asuransi yang tepat, dan investasi yang sehat secara mandiri.
Berikut tips untuk para pekerja agar sukses menghadapi tidak hanya tren Gig Economy tapi juga revolusi era industry 4.0 dan mengarah pada Era 5.0 saat ini:
- Meningkatkan kemampuan diri, seorang pekerja dituntut multi-talenta, karena kecenderungan perusahaan semakin mengefisienkan biaya dan mengedepankan teknologi.
- Mengembangkan soft skill dan hard skill, di masa depan Anda tidak lagi bersaing dengan manusia, melainkan dengan robot dan mesin lainnya.Tingkatkan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja seperti skill komunikasi dan leadership.
- Menjadikan Artificial Intellegence sebagai teman yang membantu bekerja, bukan sebagai musuh atau saingan.
- Berkolaborasi, bekerja sama dengan orang lain akan sangat membantu diri sendiri untuk memiliki daya saing. Selain itu, untuk apa berkompetisi jika bisa diajak untuk bekerja sama dan meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Sudah siap bekerja di Era Gig Economy?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H