Mohon tunggu...
Untung Sudrajad
Untung Sudrajad Mohon Tunggu... -

Hobi membaca dan menulis, ikut masuk di kompasiana adalah dalam rangka memenuhi hobi tersebut

Selanjutnya

Tutup

Money

Perlunya Fokus Pembangunan Ekonomi dan Perluasan Lapangan Kerja di Desa untuk Membendung Arus TKI ke Luar Negeri

6 April 2018   06:45 Diperbarui: 6 April 2018   08:34 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Beberapa ciri unik dari bank grameen sebagai penyalur kredit dan ternyata sukses memberdayakan masyarakat miskin di Bangladesh adalah sebagai berikut: (1). Kredit diberikan pada masyarakat termiskin dipedesaan tanpa agunan atau jaminan, kredit diberikan untuk kegiatan usaha yang mendatangkan penghasilan, nasabah memperoleh pengawasan dan bimbingan yang ketat oleh pengelola bank. (2). Pola pemberian kreditnya yang disandarkan pada pembentukan kelompok kecil penerima kredit.

Satu kelompok terdiri dari lima orang yang saling bantu dan mengawasi dalam proses usaha untuk mendatangkan penghasilan. Hanya dua orang dari mereka yang diperkenankan meminta kredit dari bank, dan jika yang dua orang pertama ini tidak bermasalah dalam pengembalian kreditnya, maka dua orang berikutnya dalam kelompok boleh ikut meminjam, dan jika keempat orang ini sukses maka orang kelima baru bisa bisa memperoleh kredit pada bank, dan biasanya orang kelima inilah yang menjadi ketua kelompok.

(3). Grameen bank berbeda dengan bank konvensional dan koperasi kredit yang biasanya meminta pembayaran sekaligus ataupun cicilan perbulan dalam jumlah besar. Pembayaran sekaligus dan cicilan bulanan yang besar ini tentunya secara psikologis dirasa sulit oleh peminjam, apalagi jika peminjamnya adalah kelompok masyarakat miskin. Sistem yang dikembangkan oleh bank grameen justru berlawanan dengan bank konvensional. Para nasabah yang menjadi anggota dapat mencicil pembayaran dengan nilai nominal uang yang sedemikian kecil dengan pembayaran cicilan harian sehingga tidak memberatkan si peminjam.

Bunga yang relative kecil tetap dikenakan, guna menjamin keberlanjutan hidup grameen bank agar dapat membiayai organisasinya. (4). Nasabah didorong untuk membiasakan diri dalam menabung, sebab tabungan yang terkumpul bisa mereka jadikan pegangan di waktu susah atau dihari tua atau digunakan untuk menambah peluang-peluang peningkatan pendapatan. Bank Grameen menetapkan 5 persen dari setiap pinjaman dipotong untuk menjadi tabungan.

(5). Berbeda dengan bank konvensional, kredit pinjaman setelah disalurkan cenderung dibiarkan begitu saja. Dalam bank grameen, nasabah justru didampingi dan dibina terus menerus, bahkan, si nasabah, diwajibkan menjadi peminjam berulang. (6). Hubungan bank dengan calon anggotanya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan (termasuk mengajari membaca dan menulis), pengenalan usaha, dan pelatihan. Tetapi, jika ada anggota yang memiliki keterampilan disuatu bidang usaha, seperti kerajinan rumah tangga, pertanian, peternakan dan perdagangan maka  anggota yang mempunyai keahlian ini diminta untuk mengajarkan keahliannya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok atau mengajari kelompok lainnya. (7).

Grameen Bank memposisikan diri sebagai lembaga yang berada di lingkungan miskin secara riil mereka tidak boleh tampil ekslusif. Hal ini nampak dari kode etik dan aturan dalam system bank grameen, jika petugas dan bahkan manajer bank grameen turun kelapangan atau keluar daerah dalam rangka penyuluhan ataupun memberdayakan masyarakat didesa,  maka mereka tidak boleh datang ke desa dengan gaya pejabat dengan kemegahan dan mengharapkan hidangan lezat dan kenyamanan.

Mereka tidur dirumah terlantar, asrama sekolah, dan tempat tempat sederhana lainnya. Mereka harus membayar penginapannya dan makanan serta minumannya sendiri, mereka akan menolak tawaran makan dari warga desa dengan alasan bertentangan dengan kode etik dan aturan grameen. Hal ini mengindikasikan bahwa suatu lembaga yang berorientasi pada kaum miskin memang harus hidup dengan cara orang miskin, sehingga "menjelma" menjadi kaum miskin itu sendiri, sehingga grameen dapat mengetahui secara utuh tentang segala aspek penyebab kemiskinan dan solusi yang tepat dalam memotong penyebab kemiskinan di masyarakat.

Kelima, pembangunan perekonomian pedesaan harus mengedepankan prinsip kolaboratif dalam artian pelaksanaannya harus bekerjasama, bersinergi dan berintegrasi dengan berbagai program dan kegiatan pemerintah yang ada baik pada tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota; Partisipatif dimana masyarakat desa terlibat secara aktif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasannya; Berkelanjutan dimana setiap pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan program kegiatan harus mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan, perluasan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran bagi masyarakat desa setempat pada saat sekarang maupun dimasa yang akan datang.

 Demikian, semoga tulisan ini bisa menjadi bahan diskusi yang menarik bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun