Mohon tunggu...
Untung Dwiharjo
Untung Dwiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Surabaya

Lulusan Jurusan Sosiologi Fisip Unair. Pernah bekerja sebagai wartawan dan peneliti pada lembaga Nirlaba nasional yang berbasis di Surabaya. Pernah meraih juara pada lomab LKTI dan beberapa kali tulisannya mampir di bebrapa media seperti Jawa Pos, Surya, harian Bhirawa dan detik.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Suatu Persoalan Tidak Ditangani Ahlinya

1 Januari 2022   09:59 Diperbarui: 1 Januari 2022   10:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serahkan suatu perkara pada ahlinya, biar cepat selesai. Itu adalah pendapat umum yang  semua sudah tahu. Tapi pada zaman era post truth seperti sekarang ini mungkin itu tidak selamanya berlaku. 

Lihatlah misalnya dengan alasan  out of the book suatu persoalan yang tidak jarang ditangani oleh orang di luar persoalan tersebut. Sebut misalnya masalah kesehatan, harusnya persoalan kesehatan ditangani oleh orang yang mempunyai latar belakang kesehatan.

Masalah pendidikan juga harusnya ditangani oleh orang yang mempunyai latar belakang  bergelut dalam pendidikan, sehingga menjiwai dan mempunyai filosofi yang jelas tentang dunia pendidikan. Sehingga arah pendidikan tidak akan melenceng dari filosofi pendidikan. 

Belum bidang-bidang lain yang berhubungan dengan masyarakat banyak ada juga yang tidak ditangani oleh ahlinya.  Demikianlah segelintir  contoh bidang persoalan yang tidak ditangani oleh ahlinya maka kemungkinan besar memberikan efek  negatif ke masyarakat.

Indonesia punya pengalaman bahwa ketika suatu bidang ditangani oleh ahlinya maka seluruh rakyat Indonesia bisa selamat dari bencana. Misalnya ancaman virus flu burung yang mengancam Indonesia bahkan dunia dapat diatasi karena memang yang menangani adalah punya latar belakang kedokteran dan mengerti tentang masalah virus, atau ahli dalam bidangnya.

Tapi sekarang dengan ancaman kesehatan virus covid-19 dengan variannya justru  panglima perangnya yang banyak berbicara dan mengambil kebijakan adalah orang yang bukan dari latar belakang kesehatan atau kedokteran.

Sehingga kebijakan yang diambil kadang tidak stabil atau mudah berubah dan kadang tidak sinkron antara di tataran peraturan dan pada tingkat implementasi. Kebijakan penanganan Covid-19 misalnya pernah hanya dalam hitungan jam atau hari langsung berubah. 

Ini menandakan bahwa suatu kebijakan mungkin tidak berdasarkan kajian oleh para ahlinya, sehingga bisa berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat terutama melalui media sosial. Walaupun mungkin dikatakan oleh pejabat tersebut kebijakan sudah sesuai masukan oleh pakar, tapi tidak dijelaskan pakarnya dalam bidang apa.

Ketika suatu persoalan tidak ditangani oleh ahli dalam bidangnya maka hampir dipastikan akan terjadi banyak masalah dan banyak korban dari masalah tersebut. Entah itu korban manusia atau korban harta benda. Bisa juga terjadi massalah itu tidak selesai dan berlarut-larut.

***

Memang memilih orang untuk duduk dalam suatu jabatan yang tidak linier tidak 100 persen salah. Demikian juga memilih orang dipilih untuk menyelesaikan persoalan tidak dari ahlinya bidang tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun