Mohon tunggu...
Untung Dwiharjo
Untung Dwiharjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Surabaya

Lulusan Jurusan Sosiologi Fisip Unair. Pernah bekerja sebagai wartawan dan peneliti pada lembaga Nirlaba nasional yang berbasis di Surabaya. Pernah meraih juara pada lomab LKTI dan beberapa kali tulisannya mampir di bebrapa media seperti Jawa Pos, Surya, harian Bhirawa dan detik.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2024 dan Relevansi Jangka Jayabaya

8 November 2021   10:35 Diperbarui: 8 November 2021   10:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gegap gempita Pemilu 2024 sudah terasa sekarang. Walapupun  masih tiga tahun lagi. Para calon mulai mengenalkan dirinya ke publik. Mulai dari pasang baliho di berbagai daerah dan jalan strategis sampai aktif di media sosial seperti  facebook, twitter, Instagram (IG) maupun blusukan menemui masyarakat luas, bahkan dengan memberikan bantuan ke masyarakat yang terjerat masalah.  Misalnya dengan memberikan sepeda motor, sepeda angin, atau laptop.

Bahkan akhir-akhir ini ramai berbagai lembaga survei mengukur elektablitas nama politisi atau pejabat negera yang potensial untuk maju menjadi presiden di tengah isu  presiden tiga periode yang menyeruak di masyarakat.  Survei dari lembaga Survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC)  menunjukkan hasil bahwa Prabowo Subianto (20, 7 persen), Ganjar Pranowo (19 persen)  dan Anies Baswedan (14, 3 persen)  masuk tiga besar pilihan masyarakat.  

Sedangkan lembaga survei  Poltracking juga menunjukan hasil kurang lebih sama dengan Ganjar Pranowo memperoleh prosentase tertinggi dengan angka pemilih responden sebanyak 22,9 persen, disusul Prabowo Subianto sebanyak 20 persen, sedangkan Anies Baswedan sebanyak  13, 5 persen.  

Sementara itu  survei terbaru dari litbang Kompas Oktober 2021 baru-baru ini menunjukkan  bahwa  Ganjar Pranowo menyalip Prabowo Subianto dalam urutan teratas pilihan responden. 

Elektabilitas keduanya sama di angka 13,9 persen. Sementara Anies Baswedan sebanyak 9, 6 persen. Hasil Survei litbang kompas terbaru ini juga menemukan fakta bahwa Ganjar Pranowo menglami kenaikan tingkat keterpilihan yaitu lonjakan sebanyak 6 persen. Sedangkan Prabowo Subianto turun  2,5 persen dan Anies Baswedan cenderung stagnan.

***

Dengan melihat survei litbang Kompas terbaru maka bisa diambil suatu kesimpulan sementara  bahwa peluang Ganjar Pranowo dikatakan menunjukan tren paling besar. 

Dimana dari waktu-ke waktu menunjukan tren elektabiltas yang semakin meningkat. Sehingga ke depan patut diduga bahwa  dengan  dukungan tim media sosial yang solid yang selama ini mengawal Ganjar Pranowo yang selalu aktif di media sosial dengan turun menyapa masyarakat maka tren elektabilitas Ganjar Pranowo akan semakin meningkat lagi. Belum lagi dukungan dari tim relawan pendukung Ganjar yang semakin meluas di berbagai daerah.

Namun demikian dengan adanya resistensi dari partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dimana sebenarnya calon yang direstui adalah keturunan trah Sukarno. Sehingga ada anonim "Celeng " untuk pendukung Ganjar dan "Banteng" untuk pendukung mayoritas elit partai PDIP.

Seandainya Ganjar Pranowo pun tidak mendapatkan dukungan dari PDIP sebenarnya banyak partai lain yang siap mengusung dirinya untuk maju dalam kontestasi di pemilu 2024. Sehingga kalaupun Ganjar Pranowo tidak mendapatkan dukungan dari PDIP maka akan menjadi rebutan banyak partai besar. Bahkan ada sebuah partai besar yang mewacanakan untuk memasangkan ketua umum partainya dengan Ganjar Pranowo.

Selain itu angka presidential threshold yang mencapai 20 persen bisa jadi menyulitkan untuk mengotak-atik pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan diajukan. Jadi seandainya  Ganjar Pranowo jadi maju, peluang untuk menangpun besar karena pilihan masyarakat untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden terbatas dimana maksimal tiga pasangan, atau bisa jadi hanya dua pasangan saja. Sehingga ada parpol yang tergolong partai Islam salah satu petinggi partainya menganjurkan pemilih partai untuk memilih Ganjar Pranowo untuk menghilangkan politik Identitas.

***

Pemilu  2024 nanti dengan melihat kondisi politik nasional sekarang sepertinya akan terasa khas. Guna memprediksi siapa yang akan maju sepertinya kita perlu merujuk pada Jangka Jayabaya. 

Dimana dalam jangka Jayabaya  ada anonim  NOTONOGORO. Dimana NO menggambarkan Sukarno, TO  menerangkan  Suharto, NO selanjutnya menerangkan tentang Susilo Bambang Yudoyono (SBY), Selanjutnya adalah GO yang diprediksi melekat dengan Ganjar Pranowo. Khusus untuk Ganjar Pranowo itu hanya sifatnya ramalan, jadi bisa jadi terbukti atau tidak baru bisa dilihat pada hasil pemilu  pilpres 2024 nanti.

Jangka Jayabaya adalah sebuah prediksi dari sebuah kepemimpinan di Indonesia yang dicetuskan oleh Prabu Brawijaya V yang telah terbukti bisa membaca nama pemimpin Indonesia. Sehingga prediksi selanjutnya tentang kepemimpinan nasional pada tahun 2024, GO adalah identik dengan Ganjar Pranowo, adalah perkiraan semata. 

Dan tulisan ini tidak bermaksud untuk kampanye calon presiden tertentu. Tetapi hanya sekadar prediksi dengan berpedoman pisau analisis sebuah ajaran nusantara yang pada masa lampau bisa memprediksi siapa yang akan jadi presiden di Indonesia. Tidak pula dimaksudkan untuk mengenalkan atau mendukung calon tertentu. Tetapi sekadar analisis pada berbagai pihak  bahwa nanti kemungkinan di tahun pemilu 2024 akan ada penantang serius pada Ganjar Pranowo sesuai dengan teori jangka Jayabaya.

Sehingga diharapkan calon penantang Ganjar Pranowo seperti Prabowo Subanto, Anies Baswedan dan mungkin juga Ridwan kamil  dan sebagainya sudah menyiapkan dan konsolidasi. 

Karena lawan berat mereka adalah Ganjar Pranowo, yang sepertinya ingin mengkopi "rute jalan" presiden Jokowi  yang terbukti sukses. Tetapi nampaknya ketiadaan pilkada tahun 2022 merupakan ujian dari para calon peserta pemilu presiden yang sekarang sebagai kepala daerah dimana mereka setelah itu tidak mempunyai panggung untuk aktualisasi diri dan kampanye. Dimana pada saat itu seolah mulai dari nol khususnya calon yang sekarang menjabat jadi kepala daerah.

Jadi pada pemilu 2024 adalah ajang pembuktian dari jangka Jayabaya akankah masih akurat atau valid dalam  memprediksi  kepemimpinan Indonesia. Kalau saya berharap  kelak saat pilpres 2024 Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bisa berpasangan  sehingga timbul pasangan Nasionalis-Religius dari kalangan politikus muda. Kita tunggu saja biarlah waktu yang berbicara.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun