Selamat berfikir. Para Gubernur sebelum Ahok “menikmati” kumuhnya Jakarta sambil ongkang kaki, tidur nyenyak dan fulus yang terus mengalir ke bunker yang disiapkan secara khusus. Secara natural alam melakukan seleksi. Jakarta semakin kumuh dan semrawut. Tidak ada harapan Jakarta membaik, lebih bersih, teratur, manusiawi alih alih Islami?
Di era AHok nasib kali ciliwung dan beberapa situ berubah dari level dibawah kemiskinan naik level menjadi miskin atau normal. Prositusi kumuh Kalijodo yang menggunakan tanah negara puluhan tahun kini bersih dan dikuasai penuh oleh Pemerintah DKI dan beberapa perubahan lainya. Meski demikian Reklamasi teluk Jakarta yang menyangkut kedaulatan bangsa dan negara, harus menjadi perhatian khusus rakyat Indonesia. Indonesia jangan kecolongan.
Kembali ke laptop, diatas semua itu , Nusron telah membuat rakyat Indonesia tertawa lepas baik kawan maupun lawan. Paling tidak sejenak rakyat Indonesia lupa dengan beban yang semakin hari semakin berat, harapan yang semakin hari semakin menurun. Pengelolaan negara yang karut marut, disempurnakan kinerja media meanstream yang sibuk memanipulasi fakta mendistorsi berita membuat rakyat semakin gelap memandang negara ini. Wahai media tidakah anda bisa belajar dari Nusron Wahid bagaimana membuat orang marah, gemas lalu tertawa..? mengapa mass media hanya mampu membuat rakyat marah dan kecewa? Oh sori saya lupa, yang paling mengerti mass media ya yang menciptakan mass media tersebut ha ha...
Nusron Wahid, anda telah menemukan model baru kampanye efektif , anda telah memberikan hiburan segar kepada rakyat Indonesia. Yang membaca tulisan ini mungkin juga marah, gemes kemudian tertawa...Ha ha tertular virus Nusron Wahid. Nusronologi.. ha ha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H