Sebenarnya ribuan santri tersebut adalah korban Dimas Kanjeng dan berusaha menagih piutang mereka dengan cara tidak mau pulang (mondok). Mereka sudah terlanjur menyerahkan mahar jutaan rupiah bahkan miliaran rupiah. Sebenarnya sebagaian besar santri sudah tidak percaya terhadap Dimas Kanjeng yang terus berbohong dengan memberi harapan bahwa semua santri harus sabar , rajin berdoa dan benar benar ikhlas (tidak berharap sedikitpun uangnya kembali) supaya uang ghaib segera datang, bersih dan bisa dibagi bagikan kepada seluruh “santri”.
Pilihan mereka cukup sulit , apabila dimas kanjeng ditangkap polisi maka sirnalah harapan mereka. Jika dimas Kanjeng masih ada di padepokan setidaknya masih ada harapan uang mereka kembali, syukur kalau bertambah. Sebenarnya mereka frustasi namun tidak ada pilihan..kasihan para “santri” itu.
Jajaran kepolisian polda Jatim sedang fokus menangani kasus penipuan dan pembunuhan berencana yang diduga melibatkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagi aktor utama. Namun Dimas Kanjeng sepertinya bekerja cukup cerdas, menggunakan Islam sebagai baju, membuat sistem sel putus dan memperalat orang orang berpengaruh sekelas Prof. Dr. Marwah Daud Ibhrahim sebagai marketing handal.
Sebagai marketing Marwah Daud Ibrahim “ turut serta” bahkan turut serta proaktif.
Salam Merdeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H