Mohon tunggu...
Untari Wahyuningsih
Untari Wahyuningsih Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi; UIN Sunan KaliJaga 2015// Pecandu Senja// Penikmat Seni.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pameran Tunggal Agus Baqul Purnomo di Bentara Budaya Yogyakarta

3 November 2015   20:21 Diperbarui: 3 November 2015   20:29 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembukaan Pameran tunggal karya Agus Baqul Purnomo berhasil memeriahkan Bentara Budaya Yogyakarta pada tanggal 27 Oktober 2015. Pembukaan pameran yang dihadiri oleh pemain musik yang beraliran islami ini, rencananya akan berlangsung hingga tanggal 03 November 2015. Pembukaan gelar pameran lukis ini pula dihadiri oleh para pelaku seni dan orang-orang di Yogyakarta dan sekitarnya yang ingin melihat karya dari Agus Baqul sendiri.

Perupa kelahiran 1975 ini rupanya tidak ada henti mengeksplorasi mengenai kaligrafi kontemporer. Ya, kali ini karya yang ditampilkanpun juga mengandung unsur keislaman yang terlihat.

Dalam pameran tunggalnya kali ini, ia mengambil judul Transit. Menurut informasi, Ia menampilkan karya-karya pilihan dari rentang tahun 2005-2015. Agus “Baqul” mengajak penonton untuk menekuri jalan yang sudah dilaluinya, menyelami pikiran dan cara pandangnya, serta menakar ulang eksplorasinya secara lebih mendalam. Agus Baqul juga intens berpameran di berbagai kota besar Asia, seperti: Kuala Lumpur, Singapura, Dubai, Tokyo, Manila, Seoul, Beijing, Taiwan, Jakarta, Bandung, Bali, Magelang dan tentunya Yogyakarta. Bahkan mulai melebar ke Liverpool, Athena, dan California.

Ia mengibaratkan seperti layaknya dalam sebuah perjalanan, ia berada di tengah-tengah. Mengingat apa yang sudah pernah dilalui, menjalani apa yang sedang berlangsung dan maju terus untuk mencapai ke tujuan yang ia impikan.

Pameran tunggal ini juga dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana karya Agus Baqul selanjutnya. Dalam kata lain bahwa gelar lukisan ini mengindikasikan kegairahannya selama beproses; ia telah melakukan perjalanan yang panjang dan akan meneruskan ke perjalanan yang lebih panjang lagi.

Di pameran ini, terdapat banyak karya yang dipajang. Kurang lebih ada sekitar 20 karya yang dipajang. Salah satu pengunjung mengatakan bahwa pameran ini sangat menarik karena memasukan unsur islami didalamnya. Selain itu, saat pembukaan juga mengundang beberapa pemusik tradisional yang beraliran islami juga. Pameran ini mengajak kita mengetahui bahwa ternyata kaligrafi juga bisa dimodifikasi sehingga menjadi sebuah karya yang banyak diminati. Pameran ini juga mengedukasi agar kita juga mengetahui budaya yang ada di Indonesia.

Bahkan tidak hanya mengetahui, kita juga wajib untuk melestarikan budaya nenek moyang kita. Dan yang memainkan nyanyi-nyanyian seperti puji-pujian islami diantaranya adalah anak-anak kecil. Jadi, memang tradisinya juga masih kental harus diketahui tidak hanya anak-anak, orang dewasapun juga ambil alih dalam hal ini. Semoga, banyak pelukis-pelukis lainnya yang mengadakan pameran seperti ini. Agus Baqul salah satu pelukis hebat karena lukisan yang ia ciptakan mampu merambah ke luar Indonesia.

Gambar diatas adalah salah satu gambar karya Agus Baqul Purnomo. Saya sangat tertarik dengan karya tersebut karena menggunakan warna-warna yang terang dengan teknik melukis abstrak. Karya ini berjudul “Allahuakbar” . Jika dilihat sekilas, memang hanya tampak seperti coret-coretan biasa. Namun, apabila kita memperhatikan dengan seksama, coretan biasa tersebut membentuk kalimat “Allahuakbar”. Dengan warna terang, membuat karya ini semakin menarik dipandang, menurut saya. Karya ini juga lumayan banyak mencuri mata beberapa pengunjung untuk berfoto.

Tentunya, tidak hanya karya diatas yang menarik. Banyak berbagai karya yang membuat pengunjung pameran juga ingin mengabadikan dengan kamera mereka. Untuk para pelaku seni, mereka lebih memperhatikan bagaimana Agus Baqul ini melukis. Atau bisa dibilang mereka melihat ke teknisnya. Bagi orang awam, mereka lebih banyak memotret dirinya dengan karya yang ditampilkan.

Pameran ini ditemani oleh esai Deni Junaedi, yang merupakan dosen ISI yang juga teman dari Agus Baqul dari masa kanak-kanak.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun