Mohon tunggu...
UNTARI SRI UTAMI
UNTARI SRI UTAMI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada Program Studi Agroekoteknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Fluktuasi Harga Produk Pertanian Hortikultura di Kecamatan Tawangmangu

7 Juni 2022   21:41 Diperbarui: 7 Juni 2022   22:01 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani di Tawangmangu biasanya hanya menggunakan luas lahan yang kecil dalam budidaya tanaman karena banyak sekali alih lahan yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Namun, dengan menambah luas lahan pertanian, dapat dipastikan produksi petani juga akan meningkat. Hal tersebut dapat membuat petani lebih banyak mendapatkan keuntungan dari hasil budidaya tanaman hortikultura.

2. Petani melakukan penanaman tumpang sari atau menanam tanaman yang berbeda di satu lahan pertanian.

Dengan melakukan penanaman tumpang sari, petani akan dapat memaksimalkan hasil panennya. Selain efisien lahan, penanaman dengan sistem tumpang sari juga dapat membuat hasil produksi petani semakin beragam. Sehingga, apabila salah satu tanaman harganya menurun, tanaman lain dapat menutupi kerugian.

3. Memperluas koneksi dengan para petani di luar daerah Tawangmangu.

Dengan memperluas koneksi antarpetani di luar daerah akan membuat distribusi produk pertanian semakin luas dan dapat optimal dalam bidang pemasarannya. Sehingga, petani dapat dengan mudah mendistribusikan hasil pertaniannya ke lintas daerah.

Selain dari petani, pemerintah juga ikut andil dalam permasalahan fluktuasi harga ini yaitu dengan melakukan sinkronisasi produksi hortikultura di lintas daerah dalam rangka mewadahi petani lokal yang mungkin minim ilmu tentang distribusi antar daerah. Pemerintah juga harus selalu meningkatkan pengawasan dari berbagai solusi yang telah ada sebelumnya. Kebijakan impor pangan juga perlu ditindaklanjuti karena dengan sumber daya alam yang mewadahi, seharusnya Indonesia mampu mencukupi pangan dalam negeri tanpa harus mengimpor dari luar negeri. Jikalau bisa, justru Indonesia-lah yang melakukan ekspor agar dapat menjadi devisa bagi negara dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun