Kuangkat tubuh abah yang lemah dengan segala dayaku tak ada satupun orang dapat kumintai pertolongan. walaupun aku sendiri seorang Dokter, apalah dayaku apalah artiku, ku periksa nadi nya sangat lemah tapi Alhamdullilah masih ada dan segera kularikan ke rumah sakit terdekat dengan bantuan karyawan sawit abah.
Sungguh tak bisa kucairkan beku hatiku, aku hanya bisa menyerah dengan kondisi psikis Abah, abah terkena amnesia hanya satu nama saja yang dia ingat "Latifa".
Alhamdullilah keadaan fisik nya tak ada masalah yang berarti, kami ke 5 anaknya dan 12 cucunya tak satupun berhasil di ingatnya, kami menangis karena menjadi sosok asing dimata Abah sampai kami akhirnya kami meyadari, abah sudah berjuang selama usia kami agar tak kekurangan sesuatu apapun kebahagian kami adalah cita-cita hidupnya, tapi kami anaknya tak bisa memberikan satu kebahagiaan sejati yang dibutuhkan seorang bapak, kebahagiaan bathin yang diberikan seorang istri.
Sragen, 14 okt 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H