Mohon tunggu...
Untarap
Untarap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar menulis

Belajar menulis dengan baik dan benar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Liburan ke Desa Adat Pampang

27 April 2021   23:13 Diperbarui: 27 April 2021   23:38 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat menginjakan kaki di Kota Tepian Mahakam, belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Desa Budaya Dayak Pampang di Samarinda Utara. Kalimantan Timur dikenal sebagai daerah yang memiliki keragaman alam dan budaya.

Samarinda - Desa Budaya Pampang adalah desa adat yang paling mudah diakses dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Di sana para traveler bisa mengenal lebih dalam soal suku Dayak.

Desa Budaya Pampang terletak di pinggir Kota samarinda kurang lebih sekitar 23 sampai 30 kilometer dari Pusat Kota Samarinda. Jika anda dari bandara APT Pranoto Samarinda tentunya sangat dekat jika ingin mengunjungi Desa Budaya Pampang. 

Untuk menuju Desa Budaya Pampang cukup ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit saja. Akses menuju Desa Budaya Pampang tidak sulit dan di pinggir jalan sudah  tersedia penunjuk jalan untuk menuju Desa Budaya Pampang. 

Di pinggir jalan poros Samarinda-Bontang terdapat gapura penanda masuk ke Desa Budaya Pampang. Tetapi setelah melewati gapura tersebut, perlu berkendara sekitar 5 kilometer.  Harus berhati-hati karena di sana terdapat banyak anjing berkeliaran, dan jika menabrak salah satu anjing tersebut maka harus mengganti rugi.

Sampai di halaman, pengunjung akan melihat pesona Lamin Pemung Tawai yang dipenuhi ukiran-ukiran khas Dayak yang sangat eksotis dan sakral. Fungsi dari ukiran itu tidak hanya sebagai hiasan, tetapi juga berfungsi untuk menjaga dari bahaya-bahaya yang bersifat magis. 

Lamin biasa digunakan warga sekitar untuk berkumpul, latihan menari, dan melestarikan tradisi turun temurun. Daya tampung Lamin Pemung Tawai cukup besar dan memiliki makna bahwa masyarakat Dayak memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi dan saling membantu. 

Di Desa Budaya Dayak Pampang kita masih bisa melihat tradisi Telingaan Aruu, atau memanjangkan telinga pada wanita maupun pria Suku Dayak Kenyah. Masyarakat Dayak percaya bahwa telinga panjang akan memancarkan kecantikan, menandakan status kebangsawanan, dan untuk melatih kesabaran. Namun, kini orang yang melakukan tradisi memanjangkan telinga sudah berkurang. 

Setiap Hari sabtu dan minggu sore pukul 14.00 hingga 15.00 WITA, Desa Adat Pampang menampilkan Pentas Seni berupa atraksi seni tari tradisional Khas Suku Dayak Kenyah. Acara pentas Seni ini selalu ramai didatangi wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Masyarakat Desa Budaya Pampang sangat ramah dan murah senyum kepada para pengunjung. Menikmati Pampang tidak cukup hanya melalui atraksi budayanya saja. Masyarakat Adat Pampang memiliki satu pesona yang belum banyak orang ketahui, yaitu Sungai Pampang yang eksotis.

Sungai Pampang dapat diakses 1,5 jam dari Lamin Utama Desa Pampang. Sungai alami yang memiliki 3 air terjun dan banyak mata air serta kolam alam yang cukup besar. Sungai Pampang diapit dengan tebing yang indah, bagus untuk mengabadikan moment bersama keluarga, teman, maupun kerabat. Selain itu kita masih bisa menemukan pohon berakar banir yang cukup besar.

Hutan yang berada di pinggir sungai masih alami dan membentuk kanopi yang membuat cahaya matahari tidak banyak sampai ke dasar hutan. Beberapa tempat di sekitar tebing terasa seperti tengah malam karena cahaya dari sinar matahari terhalang tebing yang tinggi. Bunyi dari berbagai jenis hewan menghiasi hutan. Banyak hewan liar yang berkeliaran seperti berang-berang, monyet, serangga yang bisa dijadikan sebagai objek foto.

Menulusuri Sungai Pampang sambil berjalan kaki menyusuri tepi sungai bahkan berendam di aliran sungai sangat menyenangkan. Akses menuju lokasi cukup mudah dan ramah untuk wisata keluarga segala umur. Akhir dari menyusuri tepi sungai, kita bisa menikmati keindahan alam air terjun dan berenang di kolam alam yang berada  di bawah air terjun. Dan untuk para pengunjung jangan lupa untuk membawa bekal piknik dan bawa kembali sampahnya ke tempat sampah agar tidak mengotori tempat wisata tersebut.

Bagi kalian yang ingin menikmati wisata budaya yang anti mainstream ini, berkunjunglah ke Desa Adat Pampang. Jangan lewatkan kesempatan menginap di Desa Adat Pampang saat akhir pekan.

Hari Sabtu kalian bisa menjelajahi Sungai Pampang dan air terjunnya yang eksotis sehari penuh. Di Homestay yang dikelola oleh Pokdarwis Pampang, kalian bisa berbaur dengan kegiatan sehari-hari masyarakat Pampang yang rukun dan suka bergotong royong. di depan Lamin Adat ada pengeras Suara untuk menandai aktivitas yang akan dilakukan warga secara bersama-sama. Pengunjung  juga bisa belajar menganyam manik-manik khas Suku Dayak.

Hari Minggu, untuk pengunjung  yang beragama Kristen bisa ikut menghadiri kebaktian di Gereja Desa yang dimana bentuk gerejanya sangat unik dan penuh ukiran Khas Suku Dayak. Setelah itu kalian bisa melihat persiapan acara Pentas Seni yang rutin diadakan di Lamin Pemung Tawai untuk para wisatawan yang datang.

Kalian bisa ikut menari dengan para penari Adat Pampang. Jangan lupa pengunjung juga bisa untuk berfoto dengan sesepuh adat bertelinga panjang. Dan jangan lupa membeli souvenir etnik sebagai oleh-oleh bagi Keluarga, teman dan kerabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun