Berikut adalah beberapa cara pengaplikasian kesadaran dan meditasi untuk mengurangi stres digital:
1. Kesadaran dalam Penggunaan Teknologi: Ketika menggunakan perangkat digital, praktikkan kesadaran dengan fokus pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan. Hindari multitasking yang dapat menyebabkan stres dan kelelahan mental.
2. Meditasi Singkat: Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk meditasi singkat, baik itu meditasi pernapasan, meditasi body scan, atau meditasi visualisasi. Meditasi singkat dapat membantu merilekskan pikiran dan mengurangi stres.
3. Latihan Pernapasan: Praktikkan teknik pernapasan dalam untuk mengatasi stres digital. Perhatikan pernapasan Anda dan luangkan waktu untuk melakukan pernapasan dalam dan perlahan ketika merasa tegang atau cemas.
4. Jeda Digital: Tetapkan waktu jeda dari perangkat digital, misalnya selama makan siang atau sebelum tidur. Gunakan waktu tersebut untuk beristirahat, berjalan-jalan, atau berinteraksi dengan alam tanpa gangguan teknologi.
5. Batasi Notifikasi: Kurangi stres akibat notifikasi yang terus-menerus mengganggu dengan mematikan notifikasi yang tidak penting atau mengatur jadwal waktu khusus untuk memeriksa pesan dan email.
6. Tetapkan Prioritas: Atur prioritas dalam penggunaan teknologi. Fokuskan pada tugas-tugas penting dan hindari kecenderungan untuk terjebak dalam media sosial atau konten online yang tidak produktif.
7. Kesadaran atas Pengaruh Teknologi: Kesadaran akan pengaruh teknologi terhadap emosi dan kesejahteraan bisa membantu mengidentifikasi situasi yang memicu stres dan mencari cara mengatasi atau menghindarinya.
Dengan mengintegrasikan kesadaran dan meditasi dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mengurangi stres digital dan mengembangkan keseimbangan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi. Ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan mendukung kesejahteraan mental dan emosional.
source :
Davis, D. M., & Hayes, J. A. (2012). What are the benefits of mindfulness? A practice review of psychotherapy-related research. Psychotherapy, 48(2), 198-208. doi: 10.1037/a0025736
