Mohon tunggu...
Sejarah Pendidikan 4B
Sejarah Pendidikan 4B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES Pend. Sejarah 4B

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Museum Fatahillah: Saksi Bisu Kalapa Jadi Jakarta

10 Juni 2023   23:29 Diperbarui: 10 Juni 2023   23:41 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Depan Museum Sejarah Jakarta (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Peeps! Apa sih yang ada di pikiran kalian kalau kita membicarakan Jakarta?

Macet? Modern? Jaksel Language kayak gini? Atau jangan-jangan kalian gatau apa-apa tentang Jakarta? Duh, rugi!

Yuk, kenalan lebih dalam sama Jakarta lewat Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah!

Jakarta, kota ‘Kalapa’ yang sukses berkembang dan berbuah manis walau dilewati dengan sejarah yang miris. Kota yang seringkali menjadi sebuah tujuan dan fokus dari masyarakat Indonesia ini tentunya memiliki sejarah yang panjang, penting, dan interesting untuk diketahui. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi, baik oleh warga asli Jakarta ataupun wisatawan luar daerah, adalah Museum Fatahillah.

Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta merupakan salah satu tempat di Jakarta dengan sejarah bangunan panjang. Lokasi museum ini terletak di daerah Kota Tua, tepatnya di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Bangunan ini dibangun pada 1707 di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan selesai dibangun pada 1710 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.

Kalian tau nggak? Pada awalnya museum ini dibangun sebagai pusat pemerintahan kota yang digunakan untuk memberi keputusan dan kebijakan. Ruangan pengadilan di museum Fatahillah menjadi bukti dari fungsi ini. Contoh hukuman yang diberikan oleh pengadilan di masa itu adalah pengurungan di penjara bawah tanah dan hukuman gantung di depan gedung dengan disaksikan oleh orang banyak.

Tak hanya ruang pengadilan, Museum Fatahillah memiliki lebih dari 6000 koleksi dengan tiga pembabakan ruangan. Karena koleksi yang dimiliki banyak, tak jarang koleksi yang dipamerkan oleh Museum Fatahillah diganti secara rutin mengikuti tema yang diangkat. Jadi, kalian bisa mengunjungi museum ini dengan pameran yang berbeda-beda. Saat menjelajahi museum, kalian gak usah takut untuk merasa bosan, Museum Fatahillah menawarkan lebih dari 20 ruangan yang masing memamerkan benda – benda berbeda yang telah diklasifikasikan dalam rentang waktu tertentu.

Seiring berjalannya waktu, museum yang awalnya digunakan sebagai ruang pengadilan ini berubah fungsi loh! bangunan ini dipugar dan secara resmi dijadikan sebagai balai kota berubah fungsinya menjadi Museum yang diberi nama Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta.

Bangunan museum ini juga disesuaikan dengan latar belakang sosial dan percampuran budaya pada masa itu, seperti budaya Eropa, Tionghoa, dan Jawa. Pemerintah yang ada juga senantiasa melakukan upaya renovasi bangunan untuk menjadikan bangunan ini sebagai tempat bersejarah. Tujuan diadakan perenovasian ini sebagai sarana pembelajaran bagi generasi muda dalam upaya edukatif untuk membangkitkan kesadaran terhadap pengetahuan sejarah.

Karena telah dibangun cukup lama, bangunan museum ini telah direnovasi pada tahun 1972, 2007 dan 2018 dengan tujuan memperkokoh struktur bangunan. Selain renovasi, ada perubahan dalam nama-nama ruangan di Museum Fatahillah, karena itu kalian jangan kaget semisal kalian datang dan ruangan yang kalian cari tidak ada. Contoh perubahannya adalah perubahan Ruang Daendels menjadi Ruang Raffles dan nantinya sudah direncanakan untuk diubah kembali menjadi Ruang London.

Tapi jangan bingung! Akan selalu ada pemandu tur yang bisa kalian tanya-tanya mengenai ruangan, pameran, ataupun barang-barang sejarah yang ingin kalian lihat. Pemandu tur ataupun pihak lain yang bisa membantu kalian menjelajahi Museum Fatahillah biasanya siap membantu di pintu masuk museum. Mereka siap membantu untuk mengarahkan dan menjawab pertanyaan kalian dengan ramah. Jadi jangan takut untuk bertanya ya, peeps!

Museum Fatahillah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi banyak pihak. Pelajar, masyarakat umum, wisatawan asing maupun lokal, sampai ke pedagang yang berjualan di area Kota Tua. Bangunan yang terus dikelola oleh Pemerintah Daerah Jakarta dan pengelola museum ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencaharian mereka, seperti menjadi pegawai museum maupun masyarakat yang melakukan perdagangan dan juga menyewakan sepeda di area museum. Hal ini didasari adanya museum yang dikunjungi oleh para turis lokal maupun turis mancanegara untuk dijadikan sebagai sarana edukasi maupun rekreasi. Jadi, selain belajar kalian juga bisa healing di Museum Fatahillah loh! Seru, kan?

Tentang biaya yang harus dikeluarkan untuk mengunjungi museum tentunya nggak perlu diambil pusing. Belajar sambil healing ga perlu mahal-mahal, peeps. Museum Fatahillah menawarkan harga tiket yang terjangkau bagi yang mau mengunjungi. Tarif yang dipatok oleh museum ini adalah: Dewasa: Rp5.000, Pelajar: Rp3.000, Anak-anak: RP2.000. Gimana? Murah, kan? Hanya dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp6.000,- kalian sudah bisa menjelajahi beribu cerita dan saksi bisu sejarah yang ada di Museum Fatahillah.

Kalau kalian bingung mau mulai menjelajahi Museum Fatahilah dari mana, banyak hal-hal iconic yang biasanya menjadi sasaran utama untuk dikunjungi oleh pengunjung Museum Fatahillah. Patung Hermes, Penjara Bawah Tanah, atau Ruang Situasi Kamar Diponegoro.

Patung Hermes, Penjara Bawah Tanah, & Ruang Situasi Kamar Diponegoro (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Patung Hermes, Penjara Bawah Tanah, & Ruang Situasi Kamar Diponegoro (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Sayangnya, untuk saat ini Ruang Situasi Kamar Diponegoro tidak bisa dikunjungi. Pengelola museum mengatakan bahwa ruangan ini sedang dalam renovasi dan perbaikan. Ruang Kamar Diponegoro ini merupakan ruangan rekonstruksi situasi Pangeran Diponegoro disekap selama kurang lebih 26 hari di Batavia sebelum ia menerima keputusan akhir untuk pengasingannya. Di lantai 1, ada penjara wanita dan tempat dimana kita bisa melihat video pendek mengenai hidup dan perjuangan Pangeran Diponegoro.

Apakah nama Hermes cukup familiar di telinga kalian? Hermes merupakan dewa untuk para pedagang, pejalan kaki, dan atlet. Awalnya, patung Hermes ini merupakan patung milik seorang pedagang Jerman yang akhirnya diberikan sebagai hadiah terima kasih bagi pemerintah Batavia oleh Karl Wilhelm Stolz. Patung Hermes ini dijadikan sebagai sebuah lambang kesuksesan dalam kehidupan.

Untuk peeps yang kurang bisa dengan tempat sempit atau memiliki Claustrophobia tidak disarankan untuk masuk lebih dalam ke area penjara, baik penjara wanita ataupun penjara bawah tanah. Kedua penjara ini merupakan ruangan sempit dan cukup minim dalam pencahayaan. Kedua penjara ini digunakan bagi para pemberontak yang tengah menunggu hukuman gantung dan pancung.

Penjara wanita sering juga disebut sebagai penjara lorong gelap, karena tidak memiliki pencerahan dengan panjang 9 Meter, dengan tinggi 1 Meter, dan lebar 6 Meter. Sementara, penjara bawah tanah untuk tahanan lelaki dilengkapi dengan bola besi yang digunakan untuk menyiksa tahanan agar para tahanan tidak akan mudah untuk kabur.

Tidak hanya itu, Museum Fatahillah juga memiliki banyak lukisan dan ilustrasi-ilustrasi menarik nan aesthetic yang bisa kalian nikmati dan pamerkan di sosial media nih! Beberapa lukisan menarik yang bisa kalian lihat dan pamerkan antara lain: Lukisan “Pertempuran Antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen”  dan "Lukisan Tiga Keputusan Pengadilan"

Lukisan Pertempuran Antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Lukisan Pertempuran Antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tiap lukisan ataupun objek yang dipamerkan di dalam Museum Fatahillah memiliki waktu, sejarah, dan ceritanya masing-masing. Jadi, selain menikmati visualnya, jangan lupa untuk menambah pengetahuan kalian dengan cara membaca seluruh penjelasan yang biasanya diletakkan tak jauh dari objek pameran.

Kalian sudah cukup tertarik untuk datang mengunjungi Museum Fatahillah? Belum? Tenang, masih ada hal menarik lainnya!

Pihak pengelola Museum Fatahillah seringkali mengadakan acara-acara unik dan menarik, seperti jelajah malam dimana kita bisa berkeliling Museum Fatahillah di malam hari, namun acara ini memiliki kuota yang terbatas. Lalu ada pertunjukan teater, seminar, dan acara-acara sebagainya.

Tak hanya itu, Museum Fatahillah juga menyelenggarakan festival budaya loh, peeps! Kalian yang tertarik dengan budaya Jakarta bisa turut menonton festival budaya ini yang menampilkan pertunjukan tari ataupun budaya lainnya di halaman depan Museum Fatahillah. Acara ini tentunya menjalin kerja sama dengan banyak pihak, seperti pihak Museum Fatahillah, Dinas Pariwisata, Bank DKI, dan sistem transportasi TransJakarta.

Gimana nih? Museum Fatahillah terdengar menarik kan? Tentunya dong!

Museum Fatahillah tidak hanya hadir sebagai bangunan sejarah dengan fungsi edukasi, namun ia juga mampu menjadi bangunan rekreasi bagi para pengunjung yang datang sehingga pengunjung bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, khususnya tentang sejarah dari kota Jakarta dari saat ia masih dikenal sebagai Pelabuhan Sunda Kalapa. Dengan itu, mari kita kupas sejarah Kalapa ini dari masa lalu hingga masa kini dimana ia sukses menjadi kota Jakarta yang penuh dengan hingar bingar kehidupan yang seakan tidak pernah tidur.

Lukisan Tiga Keputusan Pengadilan (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Lukisan Tiga Keputusan Pengadilan (Foto: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun