Mohon tunggu...
Melia Diana
Melia Diana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Nama saya adalah Melia Diana seorang mahasiswa yang memasuki tahun terakhir jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Hobi saya adalah menulis, membaca serta membuat kerajinan tangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa UNNES GIAT 5 Desa Gedeg Gandeng Remaja, Ubah Sampah Plastik Menjadi Ecobrick

17 Agustus 2023   23:09 Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:12 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Inspirasi Lingkungan dari Desa Gedeg: Mahasiswa UNNES GIAT 5 Gandeng Remaja, Ubah Sampah Plastik Menjadi Ecobrick

Isu terkini yang kerap dihadapi dalam usaha meningkatkan ekosistem di wilayah konservasi ialah persoalan limbah. Limbah telah menjadi isu klasik yang berkecamuk sepanjang masa, menjadi tantangan global, terutama di Indonesia. Di tengah status negara ini sebagai negara berkembang, soal limbah seharusnya diberikan perhatian serius. Hasil studi yang diterbitkan oleh Jambeck dkk. (2015) merilis temuan yang menunjukkan peran Indonesia sebagai kontributor terbesar kedua limbah laut di dunia, yang sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Salah satu jenis limbah yang perlu diberi fokus lebih lanjut adalah sampah plastik.

Tantangan seputar masalah sampah plastik juga menjadi persoalan yang serius dihadapi oleh penduduk Desa Gedeg. Situasinya menjadi semakin kompleks karena banyak warga, baik yang berasal dari dalam maupun luar desa, yang cenderung membuang sampah di sepanjang jalur desa. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, dampaknya terhadap lingkungan akan semakin meruncing, menjadikan perlunya solusi yang efektif untuk mengatasi situasi ini semakin mendesak. Maka dari itu, Mahasiswa UNNES GIAT 5 yang ditempatkan di Desa Gedeg mengambil inisiatif untuk menemukan solusi konkret dalam menangani masalah sampah plastik di wilayah tersebut.

Terdapat berbagai cara untuk mengelola sampah plastik agar tidak merusak ekosistem. Salah satu upaya tersebut melibatkan penyediaan tempat sampah, pendirian komunitas bank sampah, dan proses daur ulang untuk mengubah sampah menjadi bahan yang memiliki manfaat lain. Di antara metode daur ulang yang ramah lingkungan serta ekonomis adalah menggunakan ecobrick. Ecobrick merupakan pendekatan pemanfaatan sampah plastik yang ramah lingkungan, dengan mengubahnya menjadi benda-benda berguna seperti pot, kursi atau meja tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.

Program "Sosialisasi dan Demonstrasi Pembuatan Ecobrick." diarahkan untuk memberikan informasi kepada warga Desa Gedeg, terutama remaja yang berperan sebagai penggerak sosial dalam komunitas. Terutama karena UNNES, yang merupakan kampus yang berfokus pada konservasi, berupaya mengajak mahasiswanya untuk menerapkan prinsip-prinsip konservasi di setiap tempat. Rangkaian program ini dijalankan secara berkelanjutan dan melibatkan dua pertemuan. Pertemuan pertama merangkum kegiatan sosialisasi mengenai dampak sampah plastik dan pemanfaatan dari mengubah sampah plastik menjadi Ecobrick. Sementara pertemuan kedua difokuskan pada demonstrasi praktik pembuatan Ecobrick yang kemudian dijadikan pot tanaman.

Pada pertemuan pertama, yang dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Juli 2023 pukul 20.00 WIB bertempat di Gedung TPQ Bahrul Ulum Desa Gedeg, mahasiswa UNNES GIAT Angkatan 5 mengajak remaja anggota IPNU IPPNU untuk mengumpulkan sampah plastik dan merubahnya menjadi Ecobrick. Ecobrick yang terkumpul kemudian disatukan pada pertemuan berikutnya untuk mengadakan demonstrasi pembuatan Ecobrick menjadi pot tanaman.

Selain itu, para mahasiswa dari UNNES GIAT 5 juga berhasil mengumpulkan sejumlah besar sampah plastik melalui kegiatan kerja bakti dan pemasangan spanduk yang melarang pembuangan sampah di sepanjang jalan desa Gedeg. Kegiatan kerja bakti ini dilakukan bersama-sama dengan pemerintah desa dan masyarakat desa Gedeg sebagai langkah awal dalam mengurangi masalah sampah, terutama sampah plastik, yang kerap dibuang sembarangan di wilayah tersebut.

Tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi polusi lingkungan, mahasiswa serta remaja Desa Gedeg dapat meningkatkan kreativitas dan memperkuat kerja sama di antara mereka. Hal yang signifikan adalah mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitar, mencegah penumpukan sampah, dan menyadari bahwa sampah plastik masih memiliki potensi untuk diolah menjadi barang yang memiliki nilai guna.

Ecobrick sendiri adalah botol PET yang dikemas padat dengan plastik bekas yang bersih dan kering. Plastik bekas dimasukkan ke dalam botol dan ditekan hingga padat menggunakan tongkat.

Langkah Pembuatan Ecobrick : Semua jenis botol plastik bisa digunakan untuk menciptakan Ecobrick. Siapkan botol plastik, sampah non-organik dan bukan bahan organik, alat pemotong, serta kayu atau tongkat untuk pemadatan. Walaupun tampak sederhana, dalam proses pembuatannya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Pastikan botol dalam kondisi bersih dan kering.
  • Sampah plastik yang digunakan juga harus bersih dan kering, hal ini penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri di dalam botol Ecobrick.
  • Putar dan tekan tongkat dengan hati-hati, memastikan isi botol terkompres padat dan merata. Ini membantu untuk memastikan bahwa tidak ada ruang hampa di dalam botol dan menciptakan struktur yang padat mirip dengan balok.
  • Ecobrick memiliki berbagai penggunaan, seperti sebagai bahan untuk konstruksi bangunan, kursi, meja, dan berbagai kerajinan tangan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun