SEMARANG - Mahasiswa UNNES GIAT 5 berpartisipasi dalam Pembuatan PMT “Nugget Tempe” untuk balita di Posyandu Melati, Dusun Cemanggah Kidul, Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, pada hari Selasa (1/8)
Stunting merupakan gangguan gizi kronis pada anak karena kurangnya asupan gizi seimbang sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Stunting menjadi salah satu permasalahan yang perlu dipecahkan solusi yang tepat guna mencegah dan menekan angka stunting khususnya di berbagai daerah yang masuk dalam lokus stunting.
Desa Branjang merupakan salah satu desa yang masuk dalam 5 besar lokus stunting pada tahun 2020. Kades Branjang Suhardi menjelaskan, kasus stunting di Desa Branjang telah mengalami penurunan secara bertahap mulai pada tahun 2020 dengan jumlah kasus stunting yaitu 34 anak. Pada tahun 2021 angka stunting di Desa Branjang turun menjadi 28 anak. Pada tahun 2022 angka stunting di Desa Branjang turun menjadi 21 anak, dan pada tahun 2023 angka stunting di Desa Branjang turun menjadi 16 anak.
“Untuk saat ini Desa Branjang memang telah mengalami penurunan angka stunting yang konsisten, sehingga penanganan stunting di Desa Branjang dianggap berhasil oleh pemerintah. Namun tidak menutup kemungkinan bisa turun lagi atau bisa naik. Oleh karena itu penanganan stunting perlu diupayakan terus agar Desa Branjang benar-benar bebas dari kasus stunting ini, “tegasnya.
Desa Branjang melakukan penanganan stunting dengan membentuk program DASHAT (Dapur sehat atasi stunting) berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita di berbagai Posyandu yang tersebar di Desa Branjang. PMT merupakan kegiatan penting sebagai upaya penganganan stunting yang bertujuan untuk memberikan gizi yang seimbang dalam makanan balita.
Heni, selaku kader Posyandu Melati Dusun Cemanggah Kidul mengatakan bahwa PMT sangat berperan penting dalam pencegahan stunting karena untuk memotivasi ibu balita agar dapat meniru dan memberikan anaknya setiap harinya ada asupan gizi yang seimbang seperti buah, sayur, protein, dan karbohidrat.
“PMT penting untuk mendukung pertumbuhan anak, kalo sudah 6 bulan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan gizi ssehingga diberikan makanan tambahan”, imbuhnya.
Dalam rangka peduli stunting, mahasiswa UNNES GIAT 5 turut berkontribusi dalam pembuatan PMT berupa “Nugget Tempe” sebagai upaya dalam pemenuhan gizi seimbang bagi balita di Posyandu Melati Dusun Cemanggah Kidul.
Nugget tempe merupakan salah satu olahan makanan dengan bahan pokok berupa tempe yang diambil dari potensi lokal masyarakat Desa Branjang. Dalam pembuatannya, tempe mula-mula dikukus kemudian dihaluskan dan dicampur dengan sayur seperti seledri dan wortel. Nugget tempe selanjutnya diberikan bumbu masakan yang aman serta dicampur dengan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani balita. Setelah itu nugget tempe dibentuk, dibaluri tepung basah, tepung panir, dan digoreng.
Adanya PMT nugget tempe diharapkan dapat memberikan edukasi kepada ibu-ibu kader posyandu dan ibu balita untuk menambah resep makanan yang inovatif dan dapat memenuhi gizi yang seimbang dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Melalui wawancara bersama kader Posyandu Melati Dusun Cemanggah Kidul, Srianah menyetujui jika nugget tempe dapat dijadikan pilihan menu PMT karena kandungan gizinya yang sudah memenuhi sesuai saran Dinas Kesehatan yaitu didominasi oleh kandungan protein nabati (tempe) dan protein hewani (telur) dalam makanan balita.
Melalui pemantauan tumbuh kembang anak dan pemberian makanan (PMT) dengan gizi seimbang untuk balita di Posyandu, diharapkan dapat dijadikan solusi dalam pencegahan dan penanganan stunting di Desa Branjang. Mahasiswa UNNES GIAT 5 juga berharap Desa Branjang dapat bebas dari kasus stunting dan mampu mewujudkan generasi yang sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI