Mohon tunggu...
Naufal FalahZain
Naufal FalahZain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang sedang melaksanakan kegiatan UNNES GIAT 3 (KKN) di Desa Bigaran, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Unnes GIAT 3 Desa Bigaran Ajak Kelompok Tani Membuat Kompos dari Limbah Pertanian dan Peternakan

23 November 2022   22:47 Diperbarui: 23 November 2022   23:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Bigaran- (16/11/2022) Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Bigaran dan Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur mengajak kelompok tani untuk membuat kompos dari limbah pertanian dan peternakan melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balkondes Coklat Ndeso Bigaran pada hari Rabu, 16 November 2022. 

Partisipan yang hadir meliputi perangkat desa dan perwakilan kelompok tani dari setiap dusun.

Di desa Bigaran ini, masih banyak limbah yang belum dikelola dengan baik, ditambah lagi dengan kebiasaan warga dalam mengolah limbah organik dengan cara dibakar, dimana hal tersebut dapat menambah pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Bigaran berinisiatif mengadakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos. 

Dalam kegiatan tersebut Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur memberikan materi serta praktik pembuatan kompos dengan tujuan untuk mengenalkan tata cara dan pelatihan pembuatan dengan menggunakan limbah pertanian dan peternakan. Hal tersebut sesuai dengan mata pencaharian masyarakat Desa Bigaran yaitu dalam sektor pertanian dan peternakan.

Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Beberapa kegunaan kompos adalah:

1.Memperbaiki struktur tanah
2.Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir
3.Meningkatkan daya tahan dan daya serap air
4.Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah
5.Menambah dan mengaktifkan unsur hara

Kegiatan diawali dengan sambutan oleh perwakilan pemerintah Desa Bigaran dan dilanjutkan sambutan oleh saudara Afkar Jihad Al Afghani selaku koordinator mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos oleh perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur yaitu Ibu Dewi.

Dokpri
Dokpri
"Pupuk organik dalam hal ini kompos merupakan suatu pupuk yang sangat baik guna kesuburan tanah yang berdampak pada suburnya tanaman itu juga. Umumnya, petani beranggapan bahwa pupuk kimia seperti pupuk urea seringkali dianggap sudah cukup untuk menyuburkan tanah dan tanaman, nyatanya penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus tidak berdampak baik bagi tanah dan tumbuhan.

Pupuk urea justru dapat merusak tanah jika digunakan terlalu banyak, sehingga perlu diimbangi kembali dengan penggunaan pupuk organik atau kompos, karena pupuk kompos tersebut dapat memenuhi nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah sehingga tanamanpun dapat tumbuh dengan baik pula" Ungkap Ibu Dewi selaku perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos tergolong bahan yang mudah ditemukan serta dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos ialah limbah organik seperti dedaunan kering, merang atau jerami, kotoran hewan dan lain sebagainya.

Kemudian bahan lainnya seperti EM4 ( Effective Microorganism 4 ) atau dapat diganti dengan MOL (Mikro Organisme Lokal) seperti tape atau ragi tempe, dan bahan lainnya yaitu molase seperti gula jawa atau tetes tebu sebagai sumber makanan mikroorganisme guna melakukan dekomposisi pada limbah organik supaya terfermentasi dan menjadi pupuk. Untuk mendapatkan pupuk dengan kualitas tinggi atau disebut Kompos + dapat ditambahkan dengan jamur Trichoderma.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pupuk kompos berjalan dengan baik dan disambut antusiasme yang besar oleh kelompok tani yang hadir. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab oleh kelompok tani kepada narasumber Balai Penyuluhan Pertanian.

Melalui penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Bigaran bersama Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Borobudur, diharapkan kelompok tani Desa Bigaran mampu untuk memproduksi pupuk kompos secara mandiri yang dapat digunakan untuk kebutuhan pribadi dalam bertani maupun dapat dijadikan produk untuk diperjualbelikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun