Mohon tunggu...
Universitas MuhammadiyahAceh
Universitas MuhammadiyahAceh Mohon Tunggu... Dosen - Humas

Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) salah satu perguruan tinggi swasta milik Muhammadiyah yang berada di Kota Banda Aceh dan memiliki 7 Fakultas dengan 18 Program Studi, Unmuha sudah terakreditasi "B" oleh BAN PT selain itu Program Studi yang ada di Unmuha sudah terakreditasi "Unggul", "A", "Baik Sekali", "B" dan Baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Radikalisme, Ekstrimisme Musuh Kita Bersama

10 Agustus 2024   16:42 Diperbarui: 10 Agustus 2024   16:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini Ini Ditulis oleh Mudhafar Anzari. SH.MH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Aceh.

Mendikbudristek RI melaksanakan kegiatan TOT RAN PE (Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstrimisme) melibatkan Dosen MKMK dari seluruh PTN dan PTS Indonesia sejak tanggal 6-9 Agustus 2024 di Jakarta.

ToT RAN PE dimaksudkan sebagai upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme ekstrimisme yang mengarah pada perilaku aksi terorisme di lingkungan Perguruan Tinggi, melalui keterlibatan civitas akademika sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.

Peserta disajikan materi penguatan wawasan kebangsaan, pencegahan ekstrimisme berbasis keluarga, radikalisme kelompok paham ekstrimisme di perguruan tinggi, deradikalisme. 

ToT semakin menarik saat peserta di pertemukan langsung bercerita dan berdiskusi kepada pelatih  yang sudah banyak melatih anggota jihadis di berbagai negara, para eks-napiter, dan korban yang terpapar paham radikalisme.

Namun demikian, mereka yang dihadirkan ini telah insaf dan taubat kembali dalam pangkuan ibu pertiwi.

Motif apa, mengapa, bagaimana proses perekrutan, pembinaan anggota dan perilaku yang telah terpapar paham radikalisme, seperti perilaku mudah mengkafirkan, menolak Pancasila sebagai dasar bernegara, menolak perbedaan, mengasingkan diri dari lingkungan, ekslusif, menghalalkan darah yang tidak sepaham dengan kelompok ini. Alm. Buya Syafii Maarif menyebutnya sebagai "teologi maut".

Hal yang patut kita sadari selaku Dosen dan Pemangku kebijakan di Perguruan Tinggi adalah mahasiswa memiliki semangat muda berapi-api, motivasi tinggi mencari kebenaran tetapi lemah fondasi keagamaan, sehingga menjadi makanan empuk masuknya paham teologi maut ini. Bahkan, sekaliber Dokter pun korban paham teologi maut.

Faktor lain, seperti keluarga broken home, fatherless, ketiadaan family time, juga menjadi pemicu sehingga anak terpapar paham teologi maut. Hal ini diutarakan oleh korban dimana dirinya mencari apa itu Islam dari sumber linimasa sejak umur 16 tahun. 

Maka, kita sebagai orang tua kesibukan pekerjaan adalah tantangan bagaimana kita mampu memberikan waktu terbaik dan bermakna, bersama keluarga kecil nan penuh keceriaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun