PEMILU BIKIN BINGUNG
Oleh : Ai ratnasari
Pada pemilihan umum kemarin yang dilaksanakan pada tanggal 9 bulan april tersebut memiliki banyak kebingungan yang melanda para masyarakat yang mendiami tempat tersebut, para masyarakat pun mengalami kebinggungan dalam pencoblosan, karena mereka bingung ingin memilih siapa yang bisa bertanggung jawab terhadap daerah dan kampung halamannya, demi jangka waktu kedepannya, kurangnya pengetahuan akan misi dan visi para calon pun menjadi faktor penyebab terjadinya kebinggungan dalam menjatuhkan hak pilihnya.
Setiap masyarakat menginginkan yang terbaik bagi daerahnya, bagaimana masyarakat ingin memilih calon pemimpinnya, mana kala dalam fasilitas hak pilihnya di buat bingung, karena kurangnya sosialisasi terhadap pemilihan akan berlangsung, yang muda saja kebingungan apa lagi para orang tua mereka kebingungan, karena kertas suara tersebut terlalu banyak dan terkadang para orang tua terkendala dalam penulisa nama, biasanya orang tua lebih memilih foto di bandingkan nama karena menurut mereka, foto itu lebih jelas dibanding nama, banyak para orangtua yang tidak bisa baca, jadi mereka mengenali calon pemimpin mereka dengan foto. Berbeda dengan para remaja yang kebanyakan mereka bingung, karena tidak mengetahui visi dan misi para calon pemimpin mereka atau memang para calonnya terlalu banyak, sehingga membuat binggung.
Terkadang adanya permainan uang yang berkembang dalam masyarakat, para calon memberikan uang kepada masyarakat supaya bisa dipilih, dan terkadang dalam memilih masyarakat biasanya memberikan hak suaranya kepada sanak saudaranya, yang mencalonkan menjadi pemimpin, padahal apabila kita cermati, apabila orang lain terlihat mampu dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin kenapa tidak, tidak mesti keluarga kita saja yang mendapatkan hak pilih akan tetapi orang lain pun membutuhkan hak suara, jadi mentang-mentang keluarganya yang memcalonkan sebagai pemimpin jadi di pilih, akan tetapi keluarganya tersebut belum tentu mampu mengemban tugas sebagai pemimpin, jadi orang yang mencalonkan sebagai pemimpin tidak ada kaitannya saudara jarang sekali dipilih. Maka dari itu berikan kesempatan kepada orang-orang yang mampu untuk jadi pemimpin dan mendapatkan hak suaranya bukan saudara kita saja yang berhak. Untuk mengurangi kebingungan dalm menentukan pemimpin yang bertanggung jawab akan Indonesia, maka perlunya sosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H