Mau tidak mau, suka tidak suka, kita hidup di tengah arus globalisasi. Sebuah kondisi di mana arus informasi, perdagangan, dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat. Dunia seakan tanpa batas-batas wilayah kenegaraan. Satu hal yang nampak jelas adalah masuknya produk-produk luar negeri ke negara kita tercinta, Indonesia. Produk-produk itu salah satunya adalah makanan. Tidak sulit untuk kita jumpai rumah-rumah makan cepat saji seperti KFC, AW, Hoka-Hoka Bento, dan masih banyak lagi. Lantas bagaimana dengan nasib produk-produk makanan tradisional dari dalam negeri di tengah arus globalisasi? Masih adakah yang peduli terhadapnya?
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) memang selalu berusaha untuk menciptakan suasana akademis yang selain mampu menambah pengetahuan juga langsung mengembangkan keahlian dalam dunia kerja. Salah satu wujud nyata dari usaha pengembangan-pengembangan itu adalah dengan diadakannya National Food Technology Competition (NFTC). Sebuah seminar yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) pada 5 Mei 2012 di Auditorium Gedung Benediktus. Seminar ini memang menjadi acara rutin tahunan dari FTP, tahun ini Panitia mengambil tema “Peran Teknologi Pangan Dalam Meningkatkan Kualitas Makanan Tradisional”.
Tema besar kali di atas diambil dari penterjemahan tema besar “Ketahanan Pangan”. Alasan pemilihan tema ketahanan pangan adalah karena dengan memberdayakan hasil pangan dalam negeri maka akan meningkatkan pula persaingan makanan tradisional Indonesia dengan hasil produk-produk dari luar negeri. Harapan para panitia adalah dengan mengangkat tema ketahanan pangan yang terwujud dalam peningkatan makanan tradisional, maka masyarakat Indonesia semakin bangga pula akan makanan dalam negeri dan tidak kehilangan identitas budaya Indonesia sendiri. Tradisional sendiri berarti sebuah makanan jadi hasil warisan turun-temurun.
Seminar NFTC 2012 kali ini ingin menampilkan kecap sebagai salah satu makanan tradisional. Dalam mengulas kecap sebagai makanan tradisional, panitia menghadirkan dua orang pembicara, yang masing-masing dari akademisi dan praktisi. Akademisi yang hadir adalah Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Sedangkan dari praktisi oleh Ratna Minggawati, S.TP., M.App.Sc. Kepala bagian Research and Development PT. Rimbaria Rekawira Food Industry. Acara seminar berlangsung dengan penuh antusias dari para peserta. Hal tersebut dikarenakan panitia mencoba membuat format seminar dalam bentuk talk-show.
Selain seminar, panitia kali ini juga mengadakan lomba karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan tema besar acara ini. Lomba karya tulis ini ditujukan bagi para mahasiswa baik dari internal UKWMS maupun universitas lain. Sampai pada batas pengumpulan akhir karya tulis, terkumpullah 11 karya tulis. Kemudian panitia mengadakan seleksi sampai terpilih 6 finalis. Hingga akhirnya terpilihlah juara 1, yaitu team dari Universitas Brawijaya Malang dengan judul karya tulis “Pitik (Pia Batik) sebagai Jajanan Tradisional Berbahan Baku Lokal Berbasis Pangan Fungsional”.
Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi para mahasiswa, sebagai generasi penerus dan bahkan perubahan kearah yang lebih baik dari Negara ini. Semoga semakin banyak yang terdorong untuk membuat sintesa antara produk tradisional dengan cita rasa internasional.(Kristo)
Informasi lebih lanjut kunjungi website www.wima.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H