Serupa Tapi Tak Sama, ada sebagian orang yang menyebutkan bahwa seorang  content creator dan content writter merupakan profesi yang sama. Meski sama-sama membuat konten, ternyata content creator dan content writter merupakan jenis pekerjaan yang berbeda.
Perkembangan dunia digital serta media sosial yang semakin pesat, membuat kedua pekerjaan ini bisa menjadi salah satu jenis pekerjaan yang paling dibutuhkan saat ini.
Content creator merupakan orang yang bertanggung jawab dalam membuat konten di media digital, seperti video, foto dan lainnya. Sedangkan content writter adalah orang yang menulis konten di media juga, terutama untuk artikel pada sebuah blog, newsletter dan masih banyak lagi.
Meski memiliki fungsi yang berbeda, namun kedua jenis pekerjaan ini punya hal yang bisa disamakan, yaitu untuk menggaet engagement dan trafik ke media tertentu. Baik itu portal berita, media sosial, hingga website tertentu. Kedua jenis pekerjaan ini sebagai tulang punggung, agar banyak orang bisa berinteraksi dan menikmati konten yang dihasilkan.
Baca juga: Data Scientist
Semakin tingginya kebutuhan dan kesadaran orang dengan digital marketing, membuat pekerjaan content creator dan content writter semakin dibutuhkan.
Kemiripan nama keduanya membuat beberapa orang sulit memahami perbedaan content creator dan content writter.
Berikut adalah perbedaan content creator dan content writter:
1. Kemampuan yang harus dimiliki
Content Creator yang baik harus memiliki kemampuan riset yang baik pula, bisa menjadi editor, penulis, serta memahami dasar-dasar desain. Content Creator biasanya juga harus bisa memproduksi foto dan video yang menarik, agar target pasar tetap tertarik dengan konten yang diproduksi.
Diharapkan, juga bisa memproduksi konten yang menarik bagi target pasar, sekaligus memperhatikan tone dari brand atau perusahaan yang diwakili.
Sedangkan, Content Writter harus memiliki kemampuan dalam menulis. Namun, sebagai penulis konten, seorang content writter juga harus memiliki kemampuan mengedit tulisan sendiri, sampai cukup enak untuk dibaca, riset topik, dan juga memahami prinsip dasar SEO (search engine optimization).
Content writter yang punya kemampuan SEO, mampu membuat kinerja artikel yang ditulis lebih optimal dan tentu saja akan mendatangkan trafik website yang lebih tinggi.
2. Platform yang digunakan
Perbedaan selanjutnya adalah jenis platform yang digunakan. Seorang content creator lebih berfokus pada pembuatan konten di berbagai macam platform media sosial.
Sebagai contoh, ada content creator yang berfokus ke pembuatan konten di instagram baik itu foto atau video, seorang YouTuber membuat konten video di YouTube, dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya content creator juga bisa menggunakan blog sebagai platformnya. Namun biasanya, content writter menggunakan blog untuk menampilkan artikel yang telah ia buat.
Tidak jarang, hasil tulisannya tersebut juga digunakan untuk kebutuhan marketing, sehingga dikirimkan ke orang-orang yang berlangganan newsletter dari blog tersebut.
3. Tujuan pekerjaannya
Kemudian perbedaan antara content creator dan content writter yakni tujuan pekerjaannya. Memang, kedua profesi ini pada dasarnya, punya tujuan yang sama, yaitu membuat sebuah konten yang menarik bagi target pasarnya.
Meskipun begitu, content creator lebih berfokus pada menciptakan brand awareness dan juga menarik trafik untuk tren yang silih berganti.
Di sisi lain, content writter juga bisa mendatangkan trafik organik dari penulisan artikel yang menggunakan kaidah SEO, serta memberikan informasi tertentu. Traffic organik tersebut biasanya bertahan lebih lama, sebagai bahan promosi gratis dan tahan lama.
4. Lingkup pekerjaan
Perbedaan terakhir terletak pada lingkup pekerjaan keduanya, bahwa pekerjaan utama content writter adalah menulis konten baik itu untuk blog, newsletter, atau apa pun yang berhubungan dengan media online. Jadi, pekerjaannya terbatas pada melihat tren yang sedang ramai jadi pembicaraan, mencari topik, lalu menulis konten.
Sedangkan content creator juga menulis, tetapi tanggung jawab yang dimiliki sedikit lebih banyak saja. Tak hanya itu, biasanya mereka pun juga harus membuat konten foto atau video, copywriting yang menarik perhatian, dan bahkan memikirkan strategi marketing yang harus digunakan.
Baca juga: Kenali Profesi Product Manager
Bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi content creator ataupun content writter dapat berkuliah di program studi Ilmu Komunikasi, salah satu perguruan tinggi yang membuka kelas di program studi Ilmu Komunikasi yakni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika). Di program studi Ilmu Komunikasi ini, generasi muda sebagai mahasiswa akan diajarkan membuat berbagai konten tulisan, gambar, suara, video ataupun gabungan dari keduanya hingga  menghasilkan nilai kreativitas yang tinggi.
Konten yang telah dibuat biasanya akan dimuat pada platform digital seperti Instagram, YouTube, situs media online, Tiktok dan platform lainnya. Topik yang dipilih juga sangat beragam.
Profesi content writter sangat dibutuhkan di era digital, pasalnya bidang kerja dari content writter tidak hanya sebatas buku dan teks saja. Saat ini, content writter dapat terlibat dalam penulisan naskah skenario iklan. Profesi ini juga biasanya tergabung dalam divisi creative dan scriptwritter.
Oleh karenanya, generasi muda yang memang berminat untuk menjadi content creator ataupun content written tidak perlu bingung memilih. Sebab, kedua profesi tersebut bisa dengan mudah didapatkan dengan memilih melanjutkan studi pada jurusan Ilmu Komunikasi dan salah satu perguruan tinggi di Jakarta yang membuka program studi Ilmu Komunikasi yakni Universitas BSI.
Jangan galau lagi ya, kawan. Segera tentukan pilihan dan daftar lanjut pendidikan di program studi Ilmu Komunikasi. (UMF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H