Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Teatrikal Puisi: Sepucuk Surat Buat Emak

24 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:58 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan teatrikal puisi "Sepucuk Surat Buat Emak" oleh mahasiswa PBSI UAD (Sumber: Eka) 

Penampilan teatrikal puisi "Sepucuk Surat Buat Emak" karya Toton Dai Permana berhasil mencuri perhatian penonton dalam acara Saskritika Rasa. Dibawakan oleh enam mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD), yaitu Dea Miranda, Meida Ayuk Nur Hanifah, Nur Isna Oktavia Alkholili, Sariyatul Fadhilah, Safihuna Layaliya Mujahidah, dan Nuurul Mukhlisah, teatrikal ini menggambarkan kerinduan mendalam seorang perantau kepada ibunya.

"Alasan kami memilih puisi ini karena kami merasa relevan dengan isinya. Sebagai mahasiswa perantau, kami sering kali merasa harus menghadapi segalanya sendiri, tetapi tetap ada kerinduan akan pelukan hangat seorang ibu," jelas Nur Isna Oktavia Alkholili.

Proses kreatif teatrikal ini memakan waktu panjang. Di bawah bimbingan Anes, para penampil dilatih untuk membacakan puisi sesuai karakter masing-masing, menghidupkan sosok pekerja perantau, hingga mempelajari teknik blocking dan penguasaan panggung. Kekompakan tim menjadi faktor utama keberhasilan penampilan ini, terutama dalam menyamakan nada, ekspresi, dan gestur tubuh.

Konsep utama yang diusung adalah kerinduan terhadap ibu dan kampung halaman. Properti yang digunakan, seperti pigura berisi foto ibu, memperkuat pesan emosional dari puisi. "Kami menyesuaikan ekspresi dan gestur tubuh dengan bait puisi yang dibacakan. Ada emosi marah, kecewa, sedih, hingga pasrah yang kami tampilkan secara bergantian," tambah Nur.

Tantangan terbesar dalam penampilan ini adalah menjaga keseimbangan antara elemen teatrikal seperti ekspresi, nada, dan instrumen musik. "Kami harus memastikan semua elemen selaras agar pesan puisi tetap tersampaikan dengan baik," ungkap Nur.

Teatrikal ini tidak hanya menyuguhkan seni visual yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang kasih ibu. "Kami ingin mengingatkan bahwa sejauh apa pun kita pergi mengejar cita-cita, pelukan ibu adalah tempat kita kembali. Kehidupan kota yang kita idamkan saat kecil kini terasa hampa tanpa kasih sayang ibu," ujarnya.

Penampilan ini mendapat apresiasi luar biasa dari penonton. Suasana haru terasa di ruangan saat para pemain membawakan teatrikal dengan penuh penghayatan. Tepuk tangan meriah mengiringi akhir penampilan, menandakan pesan dan emosi telah sampai ke hati para penonton.

Teatrikal puisi "Sepucuk Surat Buat Emak" menjadi bukti bahwa puisi dapat dihidupkan dengan perpaduan seni teater, menghadirkan rasa dan makna yang lebih dalam bagi audiens. (eka)

uad.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun