Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Peran Muhammadiyah sebagai Pelopor Kewirausahaan Sosial

15 Januari 2025   17:15 Diperbarui: 15 Januari 2025   12:24 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku berjudul Bangkitnya Kewirausahaan Sosial di Indonesia: Kisah Muhammadiyah resmi diluncurkan pada Senin, 13 Januari 2024, dalam acara yang berlangsung di Ruang Audio Visual Museum Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini tidak hanya meluncurkan buku tetapi juga mengulas perkembangan kewirausahaan sosial di Indonesia, termasuk pencatatan hukum untuk usaha sosial. Kegiatan bertujuan meningkatkan kesadaran tentang model bisnis sosial sebagai pilar ekonomi nasional untuk mendukung pencapaian SDGs.

Acara dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Arsjad Rasjid (penulis buku dan Ketua KADIN Indonesia), Prof. Bambang Setiaji (Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Dr. Andi Taletting Langi, S.H. (Direktur Badan Usaha Ditjen AHU, Kementerian Hukum dan HAM RI), Erahayu Lestari Sukesi (Ketua Pokja Dukungan Strategis Badan Usaha, Kemenkumham RI), dan Prof. Dr. Muchlas, M.T. (Rektor Universitas Ahmad Dahlan).

Dalam sambutannya, Arsjad Rasjid mengungkapkan kebanggaannya terhadap peran Muhammadiyah sebagai pelopor kewirausahaan sosial. "Social enterprise yang sering dibicarakan dunia sebenarnya sudah lama hadir di Indonesia melalui Muhammadiyah. Buku ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah social enterprise pertama dan terbesar di dunia," ujar Arsjad. Ia berharap buku ini dapat menginspirasi generasi muda untuk berkiprah dalam kewirausahaan sosial.

Rektor UAD Prof. Muchlas menyampaikan apresiasinya terhadap buku tersebut. "Gerakan Muhammadiyah tidak hanya fokus pada dakwah, pendidikan, dan kesehatan, tetapi juga perlu menguatkan bidang ekonomi. Buku ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan semangat berwirausaha di kalangan Muhammadiyah," katanya.

Selanjutnya, Prof. Haedar Nashir menekankan bahwa semangat ekonomi dalam Muhammadiyah telah menjadi nilai yang melekat sejak awal pendiriannya. "Etos hidup Muhammadiyah adalah bekerja keras dan berbicara seperlunya. Buku ini menjadi pengingat bahwa peran Muhammadiyah tidak hanya untuk umat tetapi juga untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan," tuturnya.

Acara ini diharapkan dapat mendorong pengembangan kewirausahaan sosial sebagai solusi ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Para pembicara sepakat bahwa penting untuk menggaungkan model bisnis sosial yang telah dibangun oleh Muhammadiyah agar menjadi inspirasi bagi generasi muda dan masyarakat luas.

uad.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun