Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil menyelesaikan program Wirausaha Merdeka yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini diikuti oleh 250 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan dilaksanakan secara daring maupun luring di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Irgiawan Aditya Rangga, mahasiswa Program Studi Ilmu KomunikasiIrgiawan menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. "Program ini tidak hanya mengasah jiwa kewirausahaan, tetapi juga soft skills dan kemampuan manajerial mahasiswa untuk berinovasi dan berkolaborasi," ungkapnya.
Proses persiapan program dilakukan secara bertahap, mulai dari pendaftaran awal, seleksi berkas, hingga pelaksanaan serangkaian kegiatan yang meliputi pre-immersion, immersion, dan post-immersion. Dalam kegiatan ini, Irgiawan membawa produk inovatif berupa crispy brazilian spinach atau bayam brazil krispi.
"Produk ini fokus pada bidang food and beverage (FnB) dengan tujuan mendukung tercapainya sustainable development goals (SDG's). Kami memberdayakan petani lokal sebagai penyedia bahan baku, menciptakan peluang usaha bagi perempuan desa, dan mengusung konsep makanan sehat untuk mendukung perbaikan gizi di Indonesia," jelas Irgiawan.
Selama kurang lebih 34 bulan, program ini memberikan pengalaman nyata bagi para peserta untuk mengembangkan ide bisnis yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan sekitar. Namun, Irgiawan mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapinya adalah bagaimana menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan relevan dengan konsep kewirausahaan berkelanjutan (sustainable entrepreneurship).
"Sebagai mahasiswa, tantangan utama adalah menemukan ide bisnis yang tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," tambahnya.
Dalam program ini, Irgiawan belajar bahwa mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran penting dalam memanfaatkan bonus demografi di masa depan. "Kita harus mulai merintis bisnis, membuka peluang usaha, dan mempertahankan ekonomi sirkular yang berkelanjutan untuk berkontribusi pada pembangunan Indonesia Emas 2045," katanya.
Ke depan, Irgiawan berencana untuk terus mengembangkan usaha bayam brazil krispi ini agar dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. Ia optimis bahwa produk yang dirintisnya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam membuka lapangan kerja dan mendukung kesehatan gizi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H