pendidikan, sosial, kesehatan, hingga lingkungan.
Muhammadiyah, sebuah gerakan Islam yang lahir di Indonesia pada tahun 1912, merayakan miladnya yang ke-111 pada tahun ini. Milad, atau hari jadi, bukan sekadar peringatan usia, tetapi juga momentum untuk merenung, memperingati perjalanan panjang, dan merayakan pencapaian. Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah telah tumbuh menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki dampak yang signifikan dalam bidangBerkaitan dengan hal tersebut, isu lingkungan dan masa depan alam semesta dibahas dalam Global Forum for Climate Movement, sebuah forum kolaborasi antara Muhammadiyah dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI). Kegiatan ini diselenggarakan pada 17--18 November 2023 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya mengatakan bahwa kondisi lingkungan, terutama iklim global, semakin memburuk. Saat ini, bahkan dunia tidak lagi menghadapi fase global warming, melainkan fase global boiling. Haedar menyebut istilah perubahan iklim sekarang ini lebih tepat disebut dengan istilah krisis iklim.
Ia tidak hanya menyoroti kompleksitas isu krisis iklim, tetapi juga memberikan panggilan kepada semua peserta forum untuk bersatu dalam mengambil tindakan nyata. Ia menyampaikan, Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, terutama di Indonesia, memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian alam.
Kontribusi Muhammadiyah dalam Pendidikan dan Pembaruan Sosial
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai respons terhadap kondisi masyarakat Islam yang kala itu tengah menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi sosial maupun pendidikan. Kini Muhammadiyah terus berkembang dalam membangun masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai Islam yang sejati, serta memperkuat keyakinan dan pengetahuan umat Islam.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari perjalanan Muhammadiyah adalah kontribusinya dalam bidang pendidikan. Sejak awal berdiri, Muhammadiyah telah menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mengangkat martabat umat Islam. Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi wadah penting dalam membentuk karakter dan memberikan akses pendidikan kepada masyarakat.
Muhammadiyah dalam kiprahnya di masyarakat juga aktif dalam bidang sosial. Melalui berbagai program kemanusiaan dan kesejahteraan sosial, organisasi ini telah membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi bencana alam atau konflik sosial. Semangat gotong-royong dan kepedulian terhadap sesama menjadi landasan dalam menjalankan misi sosialnya.
Dalam dua dekade terakhir, Muhammadiyah memiliki perhatian yang khusus pada lingkungan hidup dan persoalan-persoalan ekosistem di ranah global, salah satunya adalah perubahan iklim/krisis iklim. "Kita hari ini melakukan ikhtiar untuk pertemuan di tingkat global, Global Forum, membahas bukan hanya persoalan mengenai perubahan iklim, tetapi gerakan untuk mengatasi perubahan iklim," tuturnya.
Pemahaman Agama dan Peran Manusia dalam Menghadapi Krisis Iklim
Krisis iklim telah menjadi salah satu isu paling mendesak yang dihadapi manusia pada abad ke-21. Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca, dan dampak ekstrem lainnya telah menjadi lebih nyata. Haedar menyebutkan bahwa dampak dari krisis iklim lebih berbahaya dari bom nuklir. Hal ini dikarenakan kerusakan yang ditimbulkan bersifat multidimensi dan jika terus berlanjut, kerusakannya tidak dapat dipulihkan.