Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dua Mahasiswa UAD Lolos Beasiswa Transfer Kredit 2022

4 Juli 2022   09:04 Diperbarui: 4 Juli 2022   09:12 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabila Azzahra dan Desti Nurwahidah, dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020, sukses meraih prestasi menjadi penerima beasiswa Program Transfer Kredit Internasional atau International Credit Transfer (ICT) Tahun 2022. Keduanya akan menjalani pembelajaran selama satu semester di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia pada Oktober 2022Februari 2023.

Program ini merupakan inisiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 

Selama pandemi melanda, program ICT diselenggarakan secara daring dan tahun ini menjadi kali pertama luring digelar. UAD berhasil meraih bantuan dana sebesar Rp99.900.000,00 untuk total enam mahasiswa yang lolos tahun ini.

Bagi Nabila dan Desti, menjadi awardee beasiswa ICT merupakan sebuah prestasi yang membanggakan karena langkah untuk mencari pengalaman baru terbuka lebar. 

Selain itu, hal ini juga menjadi kesempatan emas bagi keduanya untuk bisa belajar lebih baik lagi dalam hal akademik dan nonakademik. "Lolos program ICT merupakan salah satu pencapaian terbesar saya," terang Nabila saat diwawancara melalui WhatsApp (28-06-2022).

Berbeda dengan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) yang mekanisme pendaftarannya melalui lamaran mahasiswa secara pribadi, ICT menggunakan proposal dari universitas asal sebagai acuan untuk proses seleksi. 

Oleh karena itu, pendanaan yang masuk juga akan melalui universitas asal sebelum akhirnya disalurkan ke mahasiswa. Satu hal lagi yang membedakan IISMA dan ICT adalah learning agreement atau kontrak pembelajaran, di ICT kita perlu mengisi learning agreement sementara di IISMA tidak diperlukan.

Dalam prosesnya, Nabila dan Desti harus mempersiapkan beberapa hal yang digunakan sebagai syarat pendaftaran, seperti transkrip nilai, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), paspor, English Proficiency Test (EPT) berupa TOEFL/iELTS/DET, dan surat izin orang tua. Mereka mengaku banyak mendapat dukungan dan bantuan dari dosen sehingga kendala-kendala yang ada bisa terlewati dengan mulus.

Terakhir, sebagai titik penting dalam hidupnya, Nabila berharap beasiswa ICT bisa membantunya untuk mendapatkan ilmu baru untuk selanjutnya diamalkan kepada lingkungan sekitar agar lebih bermanfaat. 

Hal serupa juga dituturkan oleh Desti yang berharap dirinya bisa mempelajari budaya dan mendapat pengalaman baru. "Saya juga ingin berkontribusi terhadap komunitas sosial dan komunitas mahasiswa di sana untuk mengeksplor hal baru," tutup Desti. (tsa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun