Mohon tunggu...
Universitas Harapan Bangsa
Universitas Harapan Bangsa Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus 1: Jl. Raden Patah No. 100, Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas ; Kampus 2: Jl. Wahid Hasyim No. 274 A, Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas

Universitas Harapan Bangsa berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas di bidang Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial, dan Ilmu Sains dan Teknologi serta mencetak lulusan yang handal untuk menjawab semua tantangan dan kebutuhan di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Lebih Mandiri dan Bisa Menentukan Prioritas

22 Oktober 2024   19:48 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:14 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Rizka Dwi Fatmawati Saat Magang di Osaka, Jepang

Rizka Dwi Fatmawati, mahasiswa semester 5 dari Universitas Harapan Bangsa (UHB), menjadi salah satu bagian dari Program Magang ke Jepang. Rizka yang masuk dalam batch ke-7 telah menjalani pengalaman magang yang berharga di Osaka, Jepang, sejak Juni 2024.

Dalam wawancara, Rizka berbagi beragam pelajaran dan pengalaman yang didapat selama magang di Jepang, yang tidak hanya memperkaya keterampilan profesionalnya tetapi juga membentuk kepribadiannya.

Selama berada di Jepang, Rizka belajar untuk lebih mandiri, terutama karena jauh dari orang tua. "Dulu saya sudah cukup mandiri, tapi sekarang saya harus bisa belajar lebih mandiri lagi. Dan juga mengatur semua sendiri," ujarnya.

"Hasil kerja sendiri membuat saya merasa sayang kalau digunakan untuk foya-foya. Jadi selama di Jepang saya bisa memilih mana yang harus menjadi prioritas," katanya.

Selain itu, Rizka mendapatkan keterampilan dan variasi dalam memasak, yang membuatnya lebih kreatif di dapur.
Pengalaman magang ini, lanjut Rizka, diakuinya cukup menjadi tantangan di satu bulan pertamanya. Pasalnya, Rizka harus mempelajari hal-hal baru yang belum pernah didapatnya selama di perkuliahan.

"Di kampus kan lebih ke teorinya. Kalau di Jepang ini lebih ke prakteknya, seperti menangani pasien, mengganti popok, dan membantu pasien yang mengalami kesulitan BAB," katanya.

"Ternyata praktek tidak semudah teori," tambahnya, menekankan realitas yang dihadapi di lapangan.
Interaksi dengan pasien dan orang lain juga menjadi fokus pembelajaran Rizka. Ia merasa bahwa pengalaman ini membantunya menurunkan ego dan lebih menghargai hasil kerja sendiri.

Ia merasa mentalnya juga semakin kuat setelah menghadapi berbagai tantangan selama magang.
Setelah beberapa bulan, Rizka merasa sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan dan suasana kerja di Jepang. "Awalnya berat, tapi sekarang sudah terbiasa dengan pekerjaannya, dan bahasa Jepang juga sudah lebih memahami," ungkapnya.

Pengalaman di rumah sakit juga memberikan kesan tersendiri. Rizka bekerja di rumah sakit khusus laki-laki dan pernah mengalami situasi unik, seperti ditembak oleh pasien. "Saya jadi idola pasien karena sikap ramah, tapi saya tetap bersikap profesional," jelasnya. Dalam situasi tersebut, ia belajar untuk menjaga jarak profesional meskipun disukai pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun