Mohon tunggu...
Universitas Harapan Bangsa
Universitas Harapan Bangsa Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus 1: Jl. Raden Patah No. 100, Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas ; Kampus 2: Jl. Wahid Hasyim No. 274 A, Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas

Universitas Harapan Bangsa berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas di bidang Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial, dan Ilmu Sains dan Teknologi serta mencetak lulusan yang handal untuk menjawab semua tantangan dan kebutuhan di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkat Universitas Harapan Bangsa, Bekerja di Jepang Bukan Lagi Mimpi

8 November 2023   14:22 Diperbarui: 8 November 2023   14:32 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Cerita Yordan Diska Ananda, Mahasiswa Program Magang Jepang UHB. Bagi Yordan, Jepang menjadi salah satu tujuan, dari beberapa hal yang ingin diraihnya dalam hidup. Bukan hanya sekadar pergi ke Jepang, tetapi juga bekerja dan merasakan hidup di Jepang selama satu tahun. Yordan pun mengaku bersyukur bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Harapan Bangsa (UHB), yang juga memiliki program internship yang sesuai dengan impiannya sejak kecil, yakni bekerja di Jepang.

-----------------

Pemilik nama lengkap Yordan Diska Ananda
, mengaku mengetahui Universitas Harapan Bangsa (UHB) dari sang ayah. Dan Yordan pun langsung menyetujui rekomendasi ayahnya tersebut. Salah satunya karena adanya program internship Universitas Harapan Bangsa (UHB), yang selalu mengirimkan mahasiswanya untuk Magang di Jepang selama satu tahun.

"Saat lulus saya sempat bingung akan melanjutkan kemana (univeristas, red). Namun ayah yang tahu saya sangat ingin pergi ke Jepang, merekomendasikan Universitas Harapan Bangsa (UHB) yang punya Program Magang Jepang," ungkapnya.

"Tanpa pikir panjang, saya pun langsung menyetujuinya dan langsung menjadi bagian dari UHB. Dan puji Tuhan, saya sekarang sudah berada di Jepang untuk ikut program magang," imbuh Yordan antusias.

Bagi Yordan, bisa ke Jepang sudah menjadi hal yang sangat menggembirakan baginya. Apalagi, saat proses magang di Jepang, Yordan mengaku banyak mendapatkan pengalaman hidup yang tidak terlupakan. Mulai dari pengalaman pekerjaan, pengalaman hidup mandiri, pengalaman hidup di negara asing, hingga pengalaman-pengalaman lain yang hanya bisa dia rasakan saat berada di Jepang.

Belum lagi pengalaman pribadi lainnya yang sangat membuatnya kerasan tinggal di Jepang. Seperti lingkungan kerja yang ramah, refreshing ke tempat-tempat wisata di Jepang, hingga mempelajari kultur Jepang dari interaksinya dengan warga lokal.

Yordan yang sebentar lagi mengakhiri masa magangnya di Jepang, mengenang beberapa hal yang berkaitan dengan program internship Universitas Harapan Bangsa (UHB) Purwokerto tersebut. Menurutnya, meski UHB secara terbuka menawarkan Program Magang Jepang kepada seluruh mahasiswanya, namun tidak semua mahasiswa bisa dengan mudah lolos.

"Banyak tes dan persyaratan yang harus ditempuh sebelum dinyatakan lolos dan berangkat ke Jepang. Namun itu bukan untuk memberatkan mahasiswa, tetapi agar mahasiswa UHB yang nantinya magang di Jepang tidak mengalami kesulitan," jelasnya.

"Seperti tes kesehatan misalnya. Jepang itu kan sangat selektif, apalagi jika dengan orang asing. Jadi proses seleksinya memang harus benar-benar ketat," kata mahasiswa kelahiran Temanggung, 29 Januari 2002 tersebut.

Yordan sedikit menceritakan mengenai kehidupannya selama magang di Jepang. Tepatnya di perfektur Okinawa. Menurutnya, dari segi geografis, Okinawa hampir mirip dengan beberapa wilayah di Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang dekat dengan pegunungan. Meski demikian, ada beberapa perbedaan yang cukup timpang, misalnya terkait biaya hidup dan etos kerja.

"Di lingkungan pekerjaan, Jepang sangat mengedepankan kedisiplinan. Meski sempat mengalami kesulitan adaptasi pada awal-awal magang, saya akhirnya bisa belajar banyak mengenai kebiasan-kebiasaan orang Jepang di lingkungan kerja," kata dia.

"Di Jepang, saya pribadi lebih merasa dihargai sebagai pekerja. Walaupun disiplin dan ketat, namun semuanya terbayarkan dengan apa yang kita dapat. Bukan hanya soal gaji, tetapi pengalaman dan kedisiplinan yang perlahan menjadi kebiasan saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari disini," ungkapnya.

Di Jepang, Yordan mengaku magang di salah satu Rumah Sakit Khusus Lansia. Dimana tugasnya yakni merawat lansia secara keseluruhan, mulai dari menyediakan makanan dan minuman, membantu memandikan, membantu lansia saat ingin buang air, menyiapkan obat, hingga hal kecil lainnya seperti mengobrol dengan pasien.

"Kalau di tempat saya magang itu ada fasilitas khusus untuk terapi lansia-lansia yang saraf motoriknya mulai terganggung. Jadi saya terkadang juga membantu mereka dalam terapi berjalan atau menggerakan anggota tubuh lainnya. Dan kebahagian saya sederhana, saat melihat para pasien lansia bisa beraktivitas lagi, dari yang tadinya hanya bisa duduk di kursi roda sampai bisa berjalan lagi," kenang mahasiswa S1 Keperawatan UHB ini.

Yordan mengaku ingin kembali lagi ke Jepang untuk bekerja. Dengan pengalaman yang didapatnya selama program Magang Jepang UHB ini, Yordan meyakini bisa kembali lagi ke Jepang suatu saat nanti. Untuk bekerja tentunya.

"Bahkan saya juga ada keinginan tinggal di Jepang. Namun itu akan saya pertimbangkan nanti setelah menuntaskan pendidikan saya di UHB. Setelah program ini, ada sekitar 1,5 tahun untuk saya kembali menimba ilmu di Universitas Harapan Bangsa. Dan menurut saya program Magang Jepang ini merupakan program pendidikan terbaik yang pernah saya jalani," tegasnya.

Di akhir, Yordan menitip beberapa pesan kepada adik-adik angkatannya yang berkeinginan mengikuti program Magang Jepang tersebut. Menurutnya, hal utama yang harus dipersiapkan sebelum terbang dan magang ke Jepang, yakni soal bahasa.

"Meski sudah ada persiapan di Asrama UHB sebelum magang ke Jepang, bahasa Jepang harus terus dipelajari. Bahkan sampai saat ini pun saya masih belajar bahasa Jepang. Karena di Jepang, bagi orang asing yang lancar berbahasa Jepang, akan mendapat privilege lebih ketimbang orang asing yang bahasa Jepangnya biasa saja. Walaupun secara umum orang-orang Jepang tetap welcome kepada seluruh warga asing," jelasnya.

"Kalau untuk adaptasi, saya yakin nantinya akan menyesuaikan dengan sendirinya. Seperti halnya yang sudah diajarkan dan dibiasakan di asrama UHB sebelum berangkat magang ke Jepang. Proses adaptasi di Jepang tidak akan menyulitkan, apalagi bagi mahasiswa yang mendapatkan tempat magang di Okinawa, saya rasa tidak ada masalah," kata Yordan.

"Satu hal lagi yang penting yakni sopan santun atau attitude selama magang di Jepang. Kita harus tetap menjaga nama baik negara Indonesia dan Universitas Harapan Bangsa di negara asing," pungkasnya. (yur)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun