"Di lingkungan pekerjaan, Jepang sangat mengedepankan kedisiplinan. Meski sempat mengalami kesulitan adaptasi pada awal-awal magang, saya akhirnya bisa belajar banyak mengenai kebiasan-kebiasaan orang Jepang di lingkungan kerja," kata dia.
"Di Jepang, saya pribadi lebih merasa dihargai sebagai pekerja. Walaupun disiplin dan ketat, namun semuanya terbayarkan dengan apa yang kita dapat. Bukan hanya soal gaji, tetapi pengalaman dan kedisiplinan yang perlahan menjadi kebiasan saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari disini," ungkapnya.
Di Jepang, Yordan mengaku magang di salah satu Rumah Sakit Khusus Lansia. Dimana tugasnya yakni merawat lansia secara keseluruhan, mulai dari menyediakan makanan dan minuman, membantu memandikan, membantu lansia saat ingin buang air, menyiapkan obat, hingga hal kecil lainnya seperti mengobrol dengan pasien.
"Kalau di tempat saya magang itu ada fasilitas khusus untuk terapi lansia-lansia yang saraf motoriknya mulai terganggung. Jadi saya terkadang juga membantu mereka dalam terapi berjalan atau menggerakan anggota tubuh lainnya. Dan kebahagian saya sederhana, saat melihat para pasien lansia bisa beraktivitas lagi, dari yang tadinya hanya bisa duduk di kursi roda sampai bisa berjalan lagi," kenang mahasiswa S1 Keperawatan UHB ini.
Yordan mengaku ingin kembali lagi ke Jepang untuk bekerja. Dengan pengalaman yang didapatnya selama program Magang Jepang UHB ini, Yordan meyakini bisa kembali lagi ke Jepang suatu saat nanti. Untuk bekerja tentunya.
"Bahkan saya juga ada keinginan tinggal di Jepang. Namun itu akan saya pertimbangkan nanti setelah menuntaskan pendidikan saya di UHB. Setelah program ini, ada sekitar 1,5 tahun untuk saya kembali menimba ilmu di Universitas Harapan Bangsa. Dan menurut saya program Magang Jepang ini merupakan program pendidikan terbaik yang pernah saya jalani," tegasnya.
Di akhir, Yordan menitip beberapa pesan kepada adik-adik angkatannya yang berkeinginan mengikuti program Magang Jepang tersebut. Menurutnya, hal utama yang harus dipersiapkan sebelum terbang dan magang ke Jepang, yakni soal bahasa.
"Meski sudah ada persiapan di Asrama UHB sebelum magang ke Jepang, bahasa Jepang harus terus dipelajari. Bahkan sampai saat ini pun saya masih belajar bahasa Jepang. Karena di Jepang, bagi orang asing yang lancar berbahasa Jepang, akan mendapat privilege lebih ketimbang orang asing yang bahasa Jepangnya biasa saja. Walaupun secara umum orang-orang Jepang tetap welcome kepada seluruh warga asing," jelasnya.
"Kalau untuk adaptasi, saya yakin nantinya akan menyesuaikan dengan sendirinya. Seperti halnya yang sudah diajarkan dan dibiasakan di asrama UHB sebelum berangkat magang ke Jepang. Proses adaptasi di Jepang tidak akan menyulitkan, apalagi bagi mahasiswa yang mendapatkan tempat magang di Okinawa, saya rasa tidak ada masalah," kata Yordan.
"Satu hal lagi yang penting yakni sopan santun atau attitude selama magang di Jepang. Kita harus tetap menjaga nama baik negara Indonesia dan Universitas Harapan Bangsa di negara asing," pungkasnya. (yur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H