Mohon tunggu...
Unique
Unique Mohon Tunggu... karyawan swasta -

cuma pengen liat negri ini damai

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PSSI yang Tersandera?

2 April 2012   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan konflik sepak bola Indonesia rasanya tidak akan ada habisnya. Dan kadang membuat kita gregetan, sepakbola yang sedianya bisa menjadi sarana menyatukan perbedaan malah  sebaliknya. Yang ada malah menjadi salah satu sumber perpecahan.

Legal dan ilegal, dua kubu yang bersebrangan dan saling mengklaim kalau pihak masing-masing yang benar.

PSSI  vs KPSI,

PSSI sebagai badan yang legitimed dan KPSI sebagai wadah yang konon katanya mewakili 2/3 suara  anggotanya.

Tak ada gunanya memaparkan Awal lahirnya perpecahan, karena baik yang pro dan kontra dari LEGAL dan ILEGAL semuanya punya statement masing-masing. Mungkin akan lebih bijak jika kita mengomentari langkah yang ditempuh PSSI sebagai pengemban tugas dalam menyelesaikan konflik ini,

Seperti yang kita tau beberapa hari yang lalu FIFA merilis pernyataan memberikan perpanjangan waktu kepada PSSI untuk dapat menyelesaikan dualisme kompetisi,
hanya saja yang jadi pertanyaan, apa iya dengan kesempatan yang diberikan PSSI akan mendapatkan hasil yang menggembirakan.

Semua cara yang ditempuh PSSI sebagai otoritas dalam menyelesaikan konflik ini, hanya akan berakhir secara  DILEMATIS.

Bagi PSSI, Rekonsiliasi adalah jalan yang terbaik, dan  beberapa langkah telah dilakukan

Pertama :

Rekonsiliasi secara langsung dengan mengundang klub ISL untuk duduk bersama,  namun seperti yang kita dengar sendiri dari media,  hampir semua klub menyatakan MENOLAK.

“Jangankan memenuhi undangan, ditemui pun mereka enggan”

Lalu, kalau sudah seperti ini apa bisa rekonsiliasi itu terwujud.

Kedua :

Melalui PEMERINTAH dalam hal ini  KONI, tapi sayang  keberadaan KONI sendiri saat ini dipertanyakan Independensinya, bukan karena kesalahan lembaga tersebut, tetapi lebih kepada Oknum didalamnya. terlalu banyak kepentingan didalamnya, sehingga terkesan KONI tidak Netral, disatu sisi mengakui legalitas PSSI tapi disii lain tak mampu berbuat apa-apa, dan yang terbaru usaha PSSI meminta bantuan Kapolri untuk mencabut Izin penyelenggaraan Liga, timbul pertanyaan lagi, apakah Kapolri mampu bertindak tegas, secara yang mereka akan hadapi bukan hanya Koalisi Partai Politik tapi juga Ribuan Suporter

Ketiga :

Melalui Pemain, Sempat ada sedikit harapan, dengan adanya campur tangan asosiasi pemain dalam hal ini APPI, yang diharapkan bisa menjembatani PSSI dengan pemilik klub, namun ada indikasi hal tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang berarti buat PSSI

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mengunjungi blog salah satu pengurus APPI, mas bp20. Dari salah satu artikelnya tentang kronologi pertemuan antara APPI dengan pihak PSSI dan APPI dengan pihak pengelolah Liga dalam hal ini PT. LI yang diwakili oleh Djoko driyono tampak jelas kalau pihak Liga tidak akan merespon usaha Rekonsiliasi PSSI, bahkan Izin kerja pemain asing yang dikeluhkan dan menjadi salah satu alasan APPI mengambil langkah menemui PSSI kelihatannya akan mampu diselesaikan pihak LI melalui KONI bukan PSSI.

Lalu langkah apalagi yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Rekonsiliasi tersebut

Mungkin sebagian besar kompasianer mengatakan Rekonsiliasi sudah berakhir dan sudah saatnya PSSI bertindak tegas, dengan memberikan sangsi kepada klub pembangkan, Namun hal itu bisa berakibat timbulnya KECAMAN dari publik pencinta sepak bola bahkan juga dari pemerintah, seperti kita ketahui tingkat pemahaman masyarakat kita tergolong rendah, kecintaan terhadap klub dan daerah menjadi salah satu faktor. Dan yang ada malah terlihat klub seolah-olah didzolimi PSSI.

Satu-satunya harapan adalah melalui bantuan AFC/FIFA, sudah saatnya PSSI membangun Komunikasi yang lebih intens lagi dengan AFC/FIFA, salah satunya melibatkan AFC/FIFA secara langsung, tidak cukup hanya berharap pada surat yang dikeluarkan FIFA karena beberapa surat FIFA yang ditujukan kepada PSSI kadang kala terkesan mengambang sehingga sering di salah artikan oleh pihak yang bersebrangan.dan PSSI harusnya menyadari celah tersebut.

Sekarang tinggal bagaimana PSSI menyikapi hal tersebut,, Niat dan Kerja yang tulus insya Allah akan selalu membawa hasil yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun