Mohon tunggu...
unik mahanani safitri
unik mahanani safitri Mohon Tunggu... -

saya seorang yang punya kekurangan. saya seorang yang gaptek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pergeseran Teori-teori Belajar dari Masa ke Masa

5 November 2011   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Prespektif strukturalis percaya akan perlunya penelitian dasar yang mempelajari otak manusia. Prespektif ini cenderung berwawasan sempit (mikro). Tetapi smua mendapat kritik oleh banyak kalangan karena menghasilkan data dan informasi yang sama sekali tidak konsisten sehingga tidak dapat dipercaya.

Karena itu muncullah psikologi fungsional yang berwawasan sangat luas (makro) yaitru adanya kajian tentang perilaku, selain kajian tentang fungsi proses mental dan hubungan antara proses mental dan tubuh manusia. Namun keluasaannya itu, dianggap menjadi kurang fokus dan tidak terorganisasi dengan baik.

Dari kelemahan itu muncullah teori belajar behavioristik yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku, khusuunya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku sebagai hasil belajar dan terjadi karena adanya stimulus dan respons.

Lalu teori behaviorisme ini di modifikasi oleh beberapa ahli dan akhirnya muncullah neo behaviorime tetapi hanya berbeda pada identifikasi factor khusus yang dianggap berpengaruh terhadap belajar.

Teori behaviorisme memiliki pandangan yang bersifat molekuler, memandang tingkah laku sebagai hasil dari ikatan stimulus respons saja sehingga tidak dapat menggambarkan proses mental yang terjadi. Teori ini tampaknya kurang mengindahkan proses mental yang terjadi selama belajar.

Maka teori behaviorisme ditentang oleh teori kognitivisme yang memandang bahwa belajar bukan semata-mata proses perubahan tingkah laku yang tampak melainkan, sesuatu yang kompleks yang sangat dipengaruhi oleh kondisi mental siswa yang tidak tampak.

Teori humanistime yang meyakini bahwa perilaku harus dipahami bukan sekedar dikendalikan atau direkayasa. Teori ini memiliki pandangan bahwa belaja itu memanusiakan manusia. Teori ini mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri setiap individu yang belajar.

Teori humanisme dan teori behavirorisme memiliki kelemahan yaitu masing-masing memandang siswa dari sudut pandang yang berbeda yaitu sebaga mesin(behaviorisme) atau sebagai manusia yang mampu mengambil keputusan tanpa pengaruh dari luar (humanism). Kenyataannya seorang siswa tidak pernah sendiri melainkan selalu berada dalam situasi sosial dimana ia menjadi bagian dari situasi atau sebaliknya.

Maka muncullah teori belajar sosial yang memandang keadaan sosial juga berpengaruh terhadap belajar.

Teori kognitivisme merupakan reaksi dari behaviorisme yang dinilai bersifat mekanistik dalam menjelaskan fenomena belajar. Behaviorisme dianggap sama sekali tidak menjelaskan dinamika internal seseorang yang mempengaruhi keputusan atau pilihan untuk berperilaku tertentu.

Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar lebih menekankan proses daripada hasil yang menentang teori teori yang mengutamakan hasil belajar bukan proses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun