Mohon tunggu...
Qoni A Rosta
Qoni A Rosta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Feby

18 November 2016   08:56 Diperbarui: 2 Desember 2016   08:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka adalah sekawan yang sedia mendengar cerita apa saja yang ada. Ainun, putih, lugu dan lucunya memiliki fisik paling lebih dari lainnya dan biasa dipanggil “ndut”. Wikke, tinggi kurang lebih 155cm, ciri khasnya memakai motor yang lebih besar dari dirinya. Puput, orang magetan yang sulit untuk makan, jika ditanya “put, makan?” jawaban yang sederhana “aku belum laper” harus sabar saat menghadapinya. Vina, good girl, perfect dan tidak ada cacat yang lainnya sepertinya begitu. Kesana kemari bersama, panas, hujan masih bersama tapi tak ada yang mengerti dari kebersamaan yang tercipta “apalah arti sebuah nama” selogan yang senantiasa menjati dirikan antar sesama.

--------------

Disisi lain Feby juga suka menulis, menulis apa saja yang sedang diinginkan dari cerita pendek, puisi dan kalimat-kalimat yang membuat para pembaca bawa perasaan. Pagi bukanlah waktu yang kekal akan keindahan sinar yang hadir untuk memberikan bahagia kepada mereka yang membutuhkan dan mampu menjadi kesedihan bagi mereka yang tidak mengharapkan kehadirannya meski pada akhirnya sinar pagi akan pulang dengan sendirinya lalu terganti oleh senja yang tak pernah dusta, akan selalu hadir sebagai waktu-waktu istimewa untuk bercerita tentang apa yang telah dirasa saat masih bertegur sapa sampai tak lagi jumpa bersama mereka-mereka yang selalu ada dan terus berjalan bersama disaat lara dan tawa saling ada dan tidak ada seperti fatamorgana.

“krik, krik” nada handphone disebelah Feby saat merebahkan diri dikamar, dilihatnya ika.

“Feb, aku sedih..”

“kenapa lagi ?” (send)

“uang buat makan sebulan hilang”

“hilang semua kah ?”

“ya nggak sih, setengahnya aja”

“yang ada digunakan dulu, nanti semisal habis, masih punya temen kan ?”

“ah, Feby selalu seperti itu. aku jadi gak enak sendiri”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun